Kapolri Angkat Bicara soal Bentrok Aparat Vs Warga di Rempang Batam

Kapolri Perintahkan Jajaran Kawal Demo 11 April dengan Humanis
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. (ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)

JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, angkat bicara soal bentrokan antara Aparat Tim Terpadu
dengan warga Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (07/09).

Dikutip dari Detik.com, Sigit menekankan musyawarah dan sosialisasi harus menjadi prioritas untuk menyelesaikan masalah.

“Upaya musyawarah, upaya sosialisasi penyelesaian dengan musyawarah mufakat menjadi prioritas. Hingga kemudian masalah di Batam, Pulau Rempang, bisa diselesaikan,” kata Sigit di Jakarta Pusat.

Menurutnya Badan Pengusahaan (BP) Batam selaku pengelolah wilayah telah mengupayakan musyawarah. Selain itu, BP Batam juga telah menyiapkan sejumlah fasilitas pengganti dan ganti rugi untuk warga terdampak bila terelokasi.

Baca Juga: 10 Siswa di Rempang Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Kena Gas Air Mata Aparat

“Karena memang ada kegiatan yang akan digunakan oleh BP Batam, tentunya langkah-langkah yang dilaksanakan oleh BP Batam mulai dari musyawarah kemudian mempersiapkan relokasi. Termasuk ganti rugi terhadap masyarakat yang mungkin telah menggunakan lahan ataupun tanah yang ada di situ,” ujarnya.

Meski demikian, masih terjadi beberapa aksi-aksi penolkan terkait hal tersebut. Aksi tersebut membuat aparat tim terpadu harus melakukan penertiban.

“Namun demikian ada beberapa aksi, karena ada beberapa aksi yang kemudian hari ini dilakukan upaya-upaya penertiban,” imbuhnya.

Sebelumnya, BP Batam telah lebih dahulu angkat bicara saat Ulasan.co mengonfirmasi soal bentrokan yang berdampak belasan siswa menjadi korban itu.

Kepala Biro Humas dan Protokol BP Batam, Ariastutuy Sirait mengatakan, bentrokan itu bermula saat tim terpadu yakni BP Batam, Pemkot Batam, TNI dan Polri datang ke Rempang untuk pengukuran tata batas hutan. Namun, masyarakat membuat barikade.

Tim terpadu telah mengimbau masyarakat agar tidak melakukan hal itu. Namun, masyarakat itu tidak mengindahkannya.

“Akhirnya, ditembakkan gas air mata untuk mengurai massa,” kata Tuty.

Baca Juga: Ini Kata BP Batam Soal Bentrokan Aparat dengan Warga Rempang

Di sisi lain, waktu bentrok dan penembakan gas air mata itu bertepatan dengan jam belajar siswa sekitar.

Alhasil, sejumlah siswa pun menjadi korban. Bahkan beberapa di antaranya harus mendapatkan perawatan medis.

“Saat yang bersamaan, sekolah dibubarkan oleh pihak sekolah. Mereka mungkin terkena asap dari gas air mata tersebut,” lanjutnya.

“Kami masih investigasi. Namun saat ini anak-anak tersebut sudah pulangdari rumah sakit setelah perawatan. Alhamdulilah mereka dalam keadaan baik,” tambah Tuty.