JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus berupaya menyempurnakan desain dan meningkatkan kemampuan roket R-Han 450 Indonesia.
Pengembangan Roket R-Han yang merupakan proyek strategis nasional, dan kini telah memasuki tahap kedua dari empat tahap yang telah direncanakan sebelumnya.
Roket R-Han 450 ini, memiliki daya jangkau 100 kilometer (Km) masih akan terus ditingkatkan karakteristik dan strukturnya. Mulai dari motor pendorong roket, bahan bakar (Propellant) dan lainnya.
Penyempurnaan desain, ditujukan untuk mendapatkan rancangan motor roket yang diharapkan. Sedangkan penyempurnaan struktur dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan roket.
Penyempurnaan struktur yang dilakukan, dengan mempertebal grafit dan nosel, penurunan laju pembakaran bahan bakar (burning rate propellant), dan optimasi isian semburan api/pyrotechnics yang digunakan pada pemantik (igniter), berdasarkan keterangan resmi dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Materi dalam kegiatan ini meliputi pembahasan tentang pengujian propelan, dan strukturnya dengan Radiografi/Sinar-X. Pengujian struktur propelan dilakukan, dengan cara penyinaran dengan sinar berenergi tinggi (Sinar-X atau Sinar Gamma).
Baca juga: Indonesia Belum Bayar Biaya Proyek Patungan Jet Tempur KF-21 ‘Boramae’
Sinar ini dapat menembus benda uji dan membentuk bayangan pada film radiografi. Selain itu dibahas juga perencanaan kegiatan uji statis, serta pengerjaan di laboratorium untuk pengetesan setelah proses decoring atau pengetesan kekerasan.
Perekayasa Ahli Madya, PRTR (Pusat Riset Teknologi Roket) BRIN, Wiwiek Utami Dewi mengungkapkan, hasil uji statis untuk roket standar (MX100) telah dilakukan sebanyak sembilan kali.
Hasilnya, lanjut Wiwiek, menunjukkan bahwa desain baru tersebut bekerja dengan baik.
“Oleh karena pengujian pada roket standar (MX100) sudah berhasil, maka saat ini periset PRTR BRIN tengah membuat prototipe roket R-Han 450 skala asli (diameter motor roket 450 mm, panjang motor 4.200 mm) untuk diuji statis pada akhir Oktober mendatang,” jelas Wiwiek.
Diharapkan kolaborasi riset ini dapat memajukan kemandirian teknologi penerbangan dan antariksa, khususnya di bidang roket. Kegiatan ini juga menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Dahana (Persero).
Baca juga: Kagum, Perwira Siswa Sekolah Staf Komando Australia Datangi PT Pindad