Klaim Pelabuhan Tanjung Pinggir Lebih Besar dari Tanjung Priok Berlebihan

Klaim Pelabuhan Tanjung Pinggir Lebih Besar dari Tanjung Priok Berlebihan
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Kepulauan Riau, Jadi Rajagukguk. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

Batam – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Kepulauan Riau, Jadi Rajagukguk menilai pembangunan Pelabuhan Tanjung Pinggir atau Batam New Internasional Port lebih besar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta berlebihan.

Jadi Rajagukguk mengatakan, narasi yang dibangun Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terkait klaim pelabuhan ini lebih besar dari Tanjung Priok sangat berlebihan.

Menurutnya, rencana pembangunan pelabuhan ini, kondisinya jauh dari kata ideal untuk dikembangkan seperti keinginan pemerintah pusat. Selain itu, perlu waktu yang panjang dan analisa yang tepat terkait pembangunan pelabuhan ini.

“Kalau mau membangun pelabuhan di Tanjung Pinggir itu perlu waktu lebih kurang 5 sampai 10 tahun. Membuat studi bisnisnya saja perlu waktu satu sampai dua tahun. Apalagi di sana masih kosong kan? Harus dirancang dulu, ada studi bisnisnya dulu jadi sangat panjang,” kata Jadi Rajagukguk di Batam, Sabtu (05/02).

Ia khawatir, pemerintah pusat terlalu fokus pada pembangunan ini, justru akan menimbulan masalah baru.

“Sementara pemerintahan Jokowi ini kan sisa waktunya hanya 2 tahun. Kita takutkan nanti, begitu selesai pemerintahan Jokowi pelabuhan hanya rencana saja tidak jadi pelabuhan lagi,” katanya.

Baca juga: Membangun Batam New Internasional Port dengan Sistem B to B

Meski demikian, sebenarnya ia sangat mengapresiasi rencana pemerintah pusat dalam pembangunan pelabuhan ini. Ia pun mengingatkan, pemerintah jangan terlalu fokus terhadap pembangunan pelabuhan di Tanjung Pinggir. Sebab, masih ada Pelabuhan Batu Ampar yang saat ini juga dalam proses revitalisasi.

“Jangan melupakan pelabuhan yang di Batu Ampar,” kata dia.

Jadi Rajagukguk menyarankan, agar pemerintahan pusat lebih memaksimalkan pelabuhan Batu Ampar sembari menunggu pelabuhan baru itu rampung.

“Batu Ampar difokuskan dimaksimalkan sambil menunggu pelabuhan yang baru,” katanya.