Korut Ubah Jet Tempur Tua Soviet Jadi Drone Kamikaze, Korsel Waspada

Jet tempur tua Angkatan Udara Korea Utara (Korut) era Soviet yakni Mikoyan-Gurevich (MiG) 19 'Farmer'. (Foto:Doc/Reuters)

JAKARTA – Korea Utara (Korut) masih memiliki ratusan jet tempur tua bikinan Uni Sovyet, dan rencananya jet tempur uzur tersebut akan diubah menjadi drone bunuh diri atau kamikaze yang mematikan.

Untuk mewujudkan proyek ambisius itu, Korut sedang mencoba menerapkan program modernisasi militernya. Sehingga, jet-jet era Soviet itu bisa dibekali pemandu presisi untuk persenjataan.

Mantan agen intelijen Korea Selatan (Korsel) yang diwawancara The Korean Times mengatakan, Korut membangun drone kamikaze untuk menyerang fasilitas industri dan infrastruktur utama Korsel.

“Korut sedang mencoba mengubah jet tempur Soviet, menjadi drone kamikaze yang dipersenjatai dengan amunisi berpemandu presisi. Drone kamikaze ini akan digunakan untuk menyerang fasilitas industri dan infrastruktur utama di Korea Selatan,” kata Choe Su-ryong, mantan agen rahasia di Badan Intelijen Nasional Seoul (NIS).

Meskipun drone militer lainnya bisa dikendalikan dari jarak jauh, dan kembali ke pangkalan setelah menjatuhkan bom atau bahan peledak. Namun, drone bunuh diri dimaksudkan untuk menyerang sasaran mereka dengan membawa berbagai macam bahan peledak dan rudal.

Diperkirakan saat ini, Pyongyang memiliki lebih dari 400 jet tempur tua asal Soviet. Jet-jet tua itu sebagian besar secara teknologi sudah ketinggalan zaman.

Baca juga: Presiden Ukraina Zelensky Bakal Dikudeta Militernya, Dipicu Kegagalan Melawan Rusia
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un saat memeriksa kesiapan Angkatan Udara di Sunchon Air Base. (Foto:Doc/Rodong Sinmun)

Shin In-kyun, analis pertahanan dan pendiri Jaringan Militer Korea pada wawancara pada Oktober 2022 mengatakan, bahwa pemerintah Korut akan memiliki total 431 pesawat tempur di antaranya 107 MiG-17, 100 MiG-19, 150 MiG -21, 56 MiG-23 dan 18 MiG-29.

“Beberapa laporan mengatakan bahwa ‘Utara’ akan memiliki sekitar 800 pejuang. Namun dari jumlah itu, semuanya sudah sangat tua dan usang. Sehingga tidak berfungsi lagi,” kata Shin In-kyun.

Mengetahui rencana itu, Pemerintah Korsel mulai meningkatkan tingkat kesiapan dan perlindungan infrastrukturnya yang paling sensitif dan penting, terutama terhadap serangan pesawat tak berawak atau drone.

Baru-baru ini, Presiden Yoon Suk Yeol meminta menteri pertahanannya bersiap menghadapi untuk menghadapi berbagai kemungkinan serangan dari Korut.

“Jika terjadi perang, Korea Utara akan berusaha menghancurkan infrastruktur dan fasilitas utama kami serta melumpuhkan sistem di Selatan. Oleh karena itu, kami perlu secara dramatis meningkatkan sistem perlindungan fasilitas nasional utama kami terhadap berbagai jenis serangan Korea Utara,” kata Yeol.