Lawan Dominasi Dolar AS, 126 Negara Berkembang Tertarik Gabung Aliansi BRICS

Ilustrasi negara-negara blok BRICS. (Foto:Dok/Shutterstock)

JAKARTA – Sebanyak 126 negara berkembang dijadwalkan menghadiri pertemuan konferensi tingkat menteri aliansi BRICS di Kazan, Rusia pada Oktober2024 mendatang.

Negara-negara yang akan hadir, menunjukkan ketertarikan untuk bergabung pada blok negara yang dipimpin Rusia itu, untuk mengakhiri ketergantungan pada mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Dengan demikian, antrean untuk bergabung dengan BRICS semakin panjang. Sebab negara-negara berkembang akan mempromosikan mata uang lokal, untuk kepentingan perdagangan mereka tanpa bergantung dolar AS.

Niatan itu terungkap dalam Forum Kota Internasional (IMF) ke VI negara-negara BRICS yang berlangsung di Moskow 27-28 Agustus.

Sebagian besar negara-negara berkembang yang berasal dari Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Eropa Timur memiliki ketertarikan yang sama untuk bergabung dengan blok ini.

Mereka berambisi untuk memperkuat mata uang lokal, dan tidak ingin bergantung lagi pada dolar AS untuk transaksi perdagangan.

BRICS saat ini beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, sebagai perwakilan dari negara-negara Selatan atau Global South. Belum lama ini Malaysia juga menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dengan blok Putin tersebut lewat pernyataan sang PM Datuk Seri Anwar Ibrahim.

Pertemuan besar tersebut akan mencakup pembahasan 13 bidang pekerjaan, di antaranya kerja sama kota internasional, ekonomi, teknologi digitak, industri, energi, infrastruktur perkotaan, transportasi, ekologii, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, olahraga serta pariwisata.

Baca juga: PM Anwar Ibrahim Umumkan Malaysia akan Gabung Geng Ekonomi BRICS

Acara ini akan mencakup lebih dari 70 acara bisnis dan pameran berskala besar, yang menampilkan pameran internasional tahunan digitech+. Saat ini sudah 26 negara yang secara resmi telah mengirimkan aplikasi mereka untuk bergabung dengan BRICS.

Sekitar 21 negara secara informal sudah menyatakan ketertarikan untuk menjadi bagian dari kelompok ini. Sementara negara-negara lainnya hanya menunjukkan ketertarikan umum terhadap apa yang ditawarkan oleh blok BRICS.

“Lebih dari 40 negara telah menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dengan BRICS,” ujar Pendiri Africa-China Centre for Policy Advisory Paul Frimpong dilansir dari WatcherGuru, Rabu 28 Agustus 2024.

“Aliansi BRICS menarik sekelompok anggota potensial yang beragam, karena didorong oleh keinginan bersama untuk menciptakan lanskap global yang lebih adil yang menurut banyak negara saat ini bias terhadap mereka.”

Konferensi BRICS tersebut dapat menjadi titik krusial bagi blok ini dalam misinya untuk menarik lebih banyak negara untuk melakukan dedolarisasi.

Dengan semakin banyaknya negara yang menunjukkan ketertarikan untuk bergabung setiap bulannya, puncak dari ketertarikan negara-negara ini bisa menjadi pertanda baik bagi blok ini menjelang pertemuan puncak mereka di bulan Oktober ini di Rusia.

KTT BRICS ke-16 akan diselenggarakan di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober 2024. Aliansi baru yang diperluas ini akan berkumpul untuk berdiskusi untuk pertama kalinya sejak perluasan.

Poin utama diskusi kemungkinan besar adalah Dolar AS, mata uang baru BRICS, dan masa depan ekspansi.