BATAM – Persoalan banjir hingga kini masih kerap melanda beberapa titik jalan utama di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Sejumlah titik menjadi langganan banjir saat hujan mengguyur wilayah itu, seperti Jalan Imam Bonjol (Simpang Martabak HAR Nagoya), Jalan Laksamana Bintan (depan Apartemen Pollux Habibie) Jalan Bunga Daya (depan BCS Mall) dan Jalan Jenderal Ahmad Yani (Simpang Kepri Mall).
Menyoroti hal tersebut, Anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Siti Nurlailah, menekankan pentingnya sinergi antara pembangunan infrastruktur yang masif dan perencanaan drainase.
“Kami mendorong adanya ranperda yang mengatur tentang drainase terintegrasi. Hal ini penting dalam pembangunan drainase,” ujarnya, Ahad 19 Mei 2024.
Menurut Nurlailah, pembangunan yang pesat tanpa sistem drainase yang memadai tidak akan efektif, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi. Hal itu menyebabkan drainase tidak mampu menampung limpasan air hujan.
“Ada wilayah yang bertahun-tahun menghadapi banjir atau genangan tanpa solusi. Batam mengusung slogan Kota Baru yang modern, tapi masalah banjir belum terselesaikan sampai saat ini,” sesalnya.
Ia juga menekankan pentingnya memperbarui master plan Batam agar evaluasi bisa dilakukan berdasarkan kondisi terkini, termasuk sistem drainase dan lainnya.
“Drainase yang terintegrasi harus ada. Batam butuh penataan agar banjir ini bisa kita minimalisir,” ucapnya.
Baca juga: Waspada Potensi Banjir Rob di Sejumlah Wilayah Kepri
Untuk mewujudkan Batam sebagai kota baru yang modern, Nurlailah menekankan pentingnya pengelolaan aliran air dari hulu hingga ke hilir. Sehingga Batam ke depan dapat terbebas dari banjir.
“Kalau drainase yang disebut menjadi penyebab banjir, mari kita benahi bersama. Kami akan fokus pada masalah ini karena masih menjadi keluhan masyarakat. Kota baru harusnya tidak banjir,” tegasnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News
