Liverpool Keok 1-4 di Kandang Napoli, Klopp: Mimpi Buruk

Salah penyerang Liverpool saat merebut bola dari penyerang Napoli di laga Liga Champions, Kamis (8/9) dini hari. (Foto:Instagram/officialsscnapoli)

JAKARTA – Liverpool harus menelan pil pahit usai kalah 1-4 saat menghadapi Napoli di Stadio Diego Armando Maradona pada matchday 1 Grup A Liga Champions 2022/2023, Kamis (8/9) dinihari.

Dilansir dari bolanet, pada tersebut Napoli lebih dahulu melalui gol Piotr Zielinski menit 5 melalui penalti, kemudian Andre-Frank Zambo Anguissa menit 31, Giovanni Simeone menit 44, dan Piotr Zielinski lagi menit 47.

Kemudian Liverpool hanya bisa mencetak satu gol hiburan, lewat Luis Diaz di menit 49. Sejatinya, Liverpool mendominasi penguasaan bola yang mencapai 61,1 persen.

Napoli unggul jumlah tembakan 18-15. anak-anak asuhan Luciano Spalletti juga unggul jumlah tembakan tepat sasaran 9-7. Dari sembilan shots on target itu.

Napoli mencetak empat gol. Sedangkan tujuh shots on target Liverpool, hanya terkonversi menjadi satu gol ke gawang tuan rumah.

Liverpool remuk. Liverpool hancur lebur. Bagi Klopp, Naples kembali menjadi tempat yang selalu memberinya mimpi buruk.

Sepanjang karier kepelatihannya, Klopp sudah 7 kali menghadapi Napoli. Pelatih asal Jerman itu kalah empat kali dan hanya menang dua kali (M2 S1 K4).

Baca juga: Mbappe Bawa PSG Unggul 2-1 Atas Juventus

Empat kekalahan lawan Napoli itu, semuanya dialami mantan arsitek Borussia Dortmund tersebut saat membawa timnya main tandang ke Naples.

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp bahkan mengakui bahwa bek-bek Liverpool yang berada di lini belakang tidak bermain baik.

Kekalahan telak itu jadi awal yang buruk bagi Liverpool, yang berusaha memburu gelar Liga Champions ke tujuh dalam sejarah mereka.

Seusai pertandingan, Klopp mengakui bahwa timnya tampil buruk di hadapan Napoli.

Sedangkan gol terakhir yang dicetak Zielinski, lini belakang Liverpool benar-benar kewalahan untuk menanggulangi serangan cepat dari anak-anak asuhan Luciano Spalletti.

Klopp pun menganggap, bahwa pada laga mimpi buruk tersebut secara keseluruhan Liverpool juga tidak bermain sebagai sebuah kesatuan.