TANJUNGPINANG – Mahasiswa kecewa dengan Gubernur Ansar Ahmad karena tidak mau menemui massa saat unjuk rasa di depan kantor Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Pulau Dompak, Tanjungpinang, Selasa (13/09). Padahal mahasiswa sudah hujan-hujanan menunggu, namun tidak datang.
Mahasiswa tergabung dalam organisasi Cipayung, yakni GMNI, PMII, GMKI, dan HMI tidak mendapat apa-apa saat unjuk rasa di depan kantor Gubernur Kepri. Pasalnya, tidak ada perwakilan Pemerintah Provinsi Kepri yang menemui mereka.
Ketau GMNI Tanjungpinang-Bintan, Heri Purba meminta Gubernur Kepri Ansar Ahmad mencabut surat keputusan harga tarif dasar angkutan yang baru. Menurutnya, dengan naiknya harga BBM, jangan sampai menaikan harga tarif lainnya, sehingga membuat masyarakat kecil semakin sengsara.
“Apakah tidak ada lagi opsi lain yang dilakukan gubernur,” katanya ditemui usai aksi unjuk rasa.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum PMII Tanjungpinang-Bintan, Muhammad Syafar menyebut, Organisasi Cipayung menolak adanya kenaikan BBM yang berimbas dengan kenaikan harga lainnya. “Dari hasil analisa kami, kenaikan harga BBM akan berimbas kenaikan harga pokok lainnya,” ujarnya.
Ia menyampaikan, pemerintah tidak berpihak dengan masyarakat. Ditambah lagi tidak ada satupun perwakilan pemerintah yang menemui mereka.
“Kami kecewa besar dengan Pemprov Kepri yang tak menemui kami. Terlebih lagi Pemprov Kepri mengaminkan dengan menaikan harga angkutan,” ucapnya.
Baca juga: Flash: Mahasiswa Hujan-Hujanan Tolak Kenaikan BBM di Kantor Gubernur Kepri
Ia mempertanyakan alasan perwakilan Pemprov Kepri yang tidak mau menemui mereka dengan mengulur-ngulur waktu. “Kami sudah menunggu lebih dari 30 menit. Kami akan turun lagi dengan masa yang lebih banyak,” tegasnya. (*)