Tanjungpinang, Ulasan.co – Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji terbitkan tujuh buku dengan tema yang berbeda-beda dan sudah terdaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI) serta berISBN.
Tujuh buku yang di terbitkan secara bersamaan pada Juli 2020 lalu diantaranya Novel Juli, Kupen, Rangkaian Pantun, Bangkit, Nayanika, Makanan Khas Asal Kepulauan Riau dan 70 Sejarah dan Tradisi di Kepulauan Riau.
Dody Irawan selaku dosen tetap Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji yang mengampu mata kuliah penulisan kreatif mengatakan ketujuh buku yang diterbitkan merupakan tugas dari mata kuliah yang diampunya, pada mata kuliah itu mahasiswa menulis tulisan yang bersifat fiksi secara berelompok atau individu.
“Penerbitan buku merupakan keluaran dari mata kuliah penulisan kreatif, pada mata kuliah itu mahasiswa menulis tulisan yang bersifat fiksi, seperti cerpen, novel, pantun, dan penulisan buku boleh dilakukan secara berkelompok ataupun individu,” ujarnya.
Menurutnya penerbitan buku tentu sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa, apalagi buku ini sudah berISBN dan terdaftar hak kekayaan intelektual (HKI). Buku ini juga bisa dipakai ketika sudah lulus nanti untuk melamar pekerjaan dan bisa digunakan untuk mendaftar beasiswa S2.
“Penerbitan buku ini sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa, pertama saat menjadi mahasiswa mereka sudah bisa menghasilkan buku, buku ini berISBN yang tentunya bisa dipakai ketika lulus untuk melamar pekerjaan, untuk mendaftar beasiswa S2 karena buku-buku itu sudah terdaftar HKI nya dan gratis di bayarkan oleh kampus,” katanya.
Dody Irawan juga berencana untuk terus melanjutkan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat seperti ini, kegiatan ini digiatkan lagi agar bisa terlaksana dengan baik, dan Dody berharap akan ada penerbitan buku-buku selanjutnya jika Dody Masi dipercaya mengampu mata kuliah penulisan kreatif.
“Saya yakin dan percaya kawan-kawan PBSI mampu semua dalam menulis, untuk mengekspresikan tulisan-tulisan mereka hanya saja belum ada wadah yang tepat dan juga teman diskusi yang cocok untuk menuangkan ide kreatif teman-teman PBSI,” tambahnya.
Jusmiyati selaku salah satu penulis buku yaitu buku “Juli” mengaku tidak menyangka bisa menerbitkan buku dan menceritakan cerita hidupnya dalam bentuk buku meskipun tidak sepenuhnya.
“Saya tidak menyangka aja bisa nulis cerita hidup saya dalam bentuk buku, meskipun tidak sepenuhnya cerita hidup saya, karena sebagian juga cerita dari Yuli teman seperjuangan menulis buku “Juli”, yaitu singkatan dari nama kami Jusmi dan Yuli. Awalnya kami kebingungan mencari tema buku itu sampai akhirnya muncul ide buku untuk menceritakan tentang kisah hidup kami berdua,” ujarnya.
Menurut Jusmiyati kita harus mengagumi tulisan kita, karena kalau bukan kita yang mengangumi, siapa lagi? Meskipun seburuk apapun tulisan kita setidaknya kamu sudah belajar dan sebenarnya tulisan tidak ada yang jelek, hanya saja masi belum bagus. Jusmiyati juga sangat berharap bisa menerbitkan buku-buku selanjutnya tentang kisah hidupnya.
“Pesan saya jadilah orang pertama yang mengagumi tulisanmu, karena kalau bukan kamu siapa lagi. Meskipun seburuk apapun tulisanmu, namanya juga masih belajarkan.
Tidak ada tulisan yang jelek, yang ada belum bagus. Jujur tulisan saya di buku Juli itu juga masih banyak yang salah, tapi saya tetap menghargai tulisan saya karena buku Juli adalah buku pertama saya. Saya sangat berharap bisa menerbitkan buku lagi yang saya ambil dari kisah saya sendiri dengan dibumbui imajinasi,” tutup Jusmi.
Pewarta: Nopi
Mahasiswa Magang
Editor: Alek