Mengejar Jutaan Omzet dari Puluhan Motor Kotor

Wahyudi (kanan) dan seorang rekannya saat mencuci motor pelanggan. (Foto: Irvan Fanani)

BATAM – Pertumbuhan populasi sepeda motor di Kota Batam dari tahun ke tahun semakin banyak.

Terlebih bagi para pekerja galangan kapal dan karyawan Perusahaan manufaktur. Bahkan saat ini memiliki sepeda motor lebih dari satu dalam satu keluarga merupakan hal yang lumrah bagi masyarakat di Kota Batam.

Perubahan ini memberi dampak positif pada berbagai jenis usaha, salah satunya yakni usaha cuci motor.

Seperti di sepanjang Jalan Selembayung, kawasan Legenda Malaka, Batam Centre, Kota Batam, berjajar sejumlah usaha layanan cuci motor.

Baca Juga: Kabut Asap di Batam Belum Ganggu Aktivitas Penerbangan di Bandara Hang Nadim

Satu di antaranya adalah Carwash Sultan, milik Wahyudi (34). Ia bersama tiga rekannya pada hari biasa bisa mencuci sebanyak 30 hingga 40 motor dalam satu hari.

“Kalau hari biasa kami bisa cuci sekitar 25 sampai 30 motor bang,” ujar Wahyudi, Ahad (08/10).

Namun saat akhir pekan tiba, Wahyudi menyebut bahwa mereka bisa mencuci lebih dari 50 motor dalam satu hari. Ini tentu saja berdampak positif pada pendapatan mereka, dengan omzet bulanan mencapai Rp10 juta hingga Rp12 juta.

“Terutama saat Sabtu dan Minggu, bisa lebih dari 50 motor yang kami cuci,” tambah Wahyudi sembari membersihkan sela-sela bagian motor pelanggan menggunakan busa.

Tidak hanya sekadar mencuci motor, Carwash Sultan juga menyediakan layanan cuci mobil dan karpet dengan harga yang bersaing. Wahyudi membanderol tarif Rp12 ribu dan mobil Rp50 ribu.

Baca Juga: Nikmati Senja nan Eksotis di Pantai Viovio Pulau Galang Batam

“Kalau karpet tarifnya bervariatif bang, tergantung ukurannya, mulai dari Rp35 ribu sampai Rp50 ribu,” ujar pria berdarah Jawa tersebut.

Mengenakan kaos berwarna biru kelasi dan celana jeans panjang, Wahyudi dengan lihai membersihkan sepeda motor pelanggannya. Sebelum ia menyelesaikan satu motor, dua hingga tiga orang pengendara lain sudah terlihat datang ke lapaknya.

Beratapkan terpal yang terikat pada tiang-tiang kayu dan kursi-kursi sederhana dari bahan sisa produksi kayu palet memungkinkan pelanggan yang menunggu motor mereka dicuci untuk duduk santai.

Ayah dari dua anak ini mengaku sudah menekuni pekerjaan tersebut sejak tahun 2019, berawal dengan alat cuci motor sederhana bersama seorang rekannya.

Meski saat itu Wahyudi hanya mendapatkan untung yang sangat kecil, namun, dengan tekad dan kerja keras, ia berhasil mengembangkan usahanya dengan membeli peralatan cuci motor yang lengkap. Mulai dari tangki air, compressor, hingga pengilap motor.

“Alhamdulillah sekarang seiring berjalannya waktu saya bisa memperkerjakan orang lain dan juga bisa menghidupi keluarga saya dari pekerjaan yang sederhana ini,” kata Wahyudi dengan senyuman bangga di wajahnya.