Kabut Asap di Batam Belum Ganggu Aktivitas Penerbangan di Bandara Hang Nadim

Bandara Hang Nadim, Batam. (Foto:Muhammad Ishlahuddin/Ulasan.co)

BATAM – Kabut asap yang kini menyelimuti Kota Batam, belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Hang Nadim, Sabtu (07/10/2023).

Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Hang Nadim membenarkan, wilayah Batam sudah diselimuti kabut asap hingga menurunkan jarak pandang.

Pihak BMKG juga menyebutkan, kabut asap tersebut merupakan kiriman dari daerah Sumatera yang sudah terdeteksi ada ribuan titik api atau hotspot.

“Kabut asap ini merupakan kiriman dari daerah Pulau Sumatera,” kata Riska Manurung, Prakirawan BMKG, Riska Manurung, Sabtu (07/10).

Riska menjelaskan, kabut asap ini bisa mengganggu jarak pandang bagi aktivitas penerbangan di Bandara Hang Nadim Batam.

“Jelas akan menganggu jarak pandang untuk penerbangan di Bandara Hang Nadim Batam,” kata dia.

Vice President Corporate Secretary, Aidhil P. Julian, mengungkapkan, aktivitas penerbangan di Bandara Hang Nadim masih normal.

“Sejak pagi belum ada kendala. Semuannya masih aman, belum ada laporan terkait penerbangan yang dialihkan dari Batam dan menuju Batam,” kata Aidhil.

Baca juga: Jarak Pandang Empat Kabupaten/Kota di Kepri Turun Drastis Akibat Kabut Asap

Pihaknya akan terus memonitor perkembangan cuaca ke depannya serta berkoodirnasi dengan BMKG.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Riau mencatat ada tujuh hotspot di Kepri berdasarkan pengamatan citra satelit. Dari jumlah tersebut berada di dua daerah yakni Bintan dan Lingga.

“Iya berdasarkan pengamatan satelit adq 7 titik dari Bintan dan Lingga. Kami terus pantau jika sudah dititik tertentu maka akan kami imbau kepada masyarakat untuk mengenakan masker. Sementara ini terus mengupdate informasi dari BMKG,” kata Kepala BPBD Kepri Muhammad Hasbi.

Kondisi ini terjadi secara umum, dengan minimnya curah hujan sehingga terjadi kekeringan diberbagai daerah.

Akibat dari kabut asap ini jarak pandang di Bandara Hang Nadim hanya 4.5 kilometer. Hal serupa juga terjadi di Raja Haji Fisabillilah (RHF) di Tanjungpinang sekitar dan wilauyah Bintan.

“Selain dua daerah itu di Anambas tepatnya di Matak jarak pandangnya hanya 3 kilometer,” ujarnya.