TANJUNGPINANG – Siswoyo, korban Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) yang terpaksa hidup dari bantuan teman dan tetangganya.
Siswoyo yang merupakan buruh harian itu terlibat Lakalantas saat berkendara bersama rekannya. Mirisnya, kejadian tersebut menyebabkan ia tak bisa bekerja dalam waktu yang cukup lama.
Ia mengatakan, kejadian itu bermula saat ia dan rekannya hendak pergi menombak udang di Km. 14 Tanjungpinang, Jumat (11/03) malam.
Di perjalanan, tepatnya di Jalan Hang Lekir, ia dikejutkan dengan aksi wanita pengendara mobil yang tiba-tiba menyebrang dari arah kanan ke kiri. Mobil itu hendak masuk ke perumahan yang ada di seberang jalan.
“Di depan mahkota alam raya, mobil itu tak berhenti. Pas saya lewat ditabrak. Jadi kami masuk parit,” ucapnya, Senin (4/4).
Baca juga: Oknum Polisi Diduga Melakukan Pungli di Tanjungpinang
Akibat dari kejadian itu, Siswoyo mengalami patah tulang kaki bagian depan dan belakang.
Siswoyo melanjutkan, pengendara mobil itu sempat berjanji akan bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Akan tetapi hingga saat ini, pengendara mobil yang diketahui bernama Tika itu belum pernah mengunjungi Siswoyo yang hanya bisa diam di rumahnya dan sulit beraktivitas.
“Pas di rumah sakit katanya dia mau tanggungjawab. Tapi sampai sekarang tak ada datang. Dia bilang tanggungjawab dia hanya sampai di rumah sakit aja,” tuturnya.
Beruntung, biaya operasi Siswoyo sejauh ini ditanggung oleh Asuransi Jasa Raharja dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Biaya hidup keluarganya selama ini pun masih dibantu dengan tetangga dan rekan kerjanya.
Ia berharap pelaku dapat bertanggungjawab dan membantu dirinya dalam keperluan sehari-hari. Pasalnya, ia yang merupakan tulang punggung keluarga dan tidak dapat bekerja selama kondisinya belum membaik.
“Ya kami minta bantu-bantu biaya sehari-hari kami. Saya tulang punggung keluarga tapi tak bisa kerja,” tuturnya.
Sementara itu, hingga saat ini pengendara mobil tersebut tidak dapat dikonfirmasi. Ia yang diketahui merupakan Tenaga Kesehatan (Nakes) itu menolak panggilan telepon jurnalis Ulasan pada Senin (4/4).