Negara NATO Tolak Usulan Macron Keroyok Rusia di Ukraina

Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Foto:Dok/Reuters)

JAKARTA – Sejumlah negara NATO menolak usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron, agar mengerahkan pasukan Eropa untuk berperang mengalahkan Rusia di palagan perang Ukraina.

“Tidak ada yang perlu dikecualikan. Kami akan melakukan segala sesuatunya yang kami harus lakukan supaya Rusia tidak menang di Ukraina,” katanya Macron, seperti dikutip Reuters, Selasa 27 Februari 2024.

Menanggapi pernyataan Macron, pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat (AS) tidak berencana kirimkan pasukan apalagi mengirim pasukan NATO untuk berperang di Ukraina.

Sebelumnya ide Macron lebih dulu ditolak tiga negara NATO yakitu Republik Ceko, Slovakia, dan Polandia. Kemudian Inggris, Finlandia, Swedia, dan Jerman juga menyusul menyatakan penolakan soal ide tersebut.

Setelah keberhasilan di awal berhasil memukul mundur tentara Rusia, kemudian Ukraina mengalami kemunduran. Para jenderal Ukraina mengeluhkan kekurangan pasukan dan senjata.

Sementara Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico turut menentang bantuan militer untuk Ukraina.

Robert menegaskan bahwa beberapa anggota NATO dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan pengiriman tentara ke Ukraina secara bilateral.

“Saya bisa pastikan ada negara-negara yang bersedia mengirimkan pasukannya sendiri ke Ukraina, ada negara-negara yang mengatakan tidak akan pernah, di antaranya Slovakia, dan ada negara-negara yang mengatakan usulan ini perlu dipertimbangkan,” katanya.

Macron melontarkan ide tersebut, saat 20 pemimpin Eropa berkumpul di Paris, Senin 26 Februari 2024. Para pemimpin Eropa tersebut menyampaikan pesannya untuk Presiden Rusia Vladimir Putin tentang masa depan Ukraina.

Bahkan mereka menentang pernyataan Kremlin, bahwa Rusia pasti akan memenangkan perang yang sudah memasuki tahun ketiga.

Sekretaris Jenderal NATO, Jen Stoltenberg turut menanggapi ide Macron. Jen pun menolak untuk mengerahkan tentara NATO di Ukraina.

“Tidak ada rencana untuk mengerahkan pasukan tempur NATO di Ukraina,” kata Jen Stoltenberg kepada AP, Rabu 28 Februari 2024.

Begitu juga dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak yang mengatakan, tidak mengesampingkan pengiriman pasukan ke Ukraina.

“Di luar jumlah personel yang sedikit di negara yang mendukung angkatan bersenjata Ukraina, kami tidak memiliki rencana untuk melakukan penyebaran skala besar,” kata juru bicara Sunak.