Nelayan Desa Pangkil Bintan Harap Pemerintah Sediakan BBM Solar Subsidi

Nelayan
Ilustrasi kapal nelayan. (Foto: Dok Ardiansyah)

BINTAN – Nelayan Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, berharap kepada pemerintah setempat untuk menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi. Pasalnya, selama ini nelayan setempat membeli solar dengan harga mahal.

Hal itu diungkapkan Wadi, nelayan Desa Pangkil. Ia mengatakan, sejauh ini dirinya beserta nelayan di Desa Pangkil kesulitan mendapat solar bersubsidi dan harus membeli solar dengan harga yang mahal.

Ia menambahkan, BBM solar subsidi sempat didapatkan nelayan Desa Pangkil melalui Bumdes di sana. Namun, saat ini sudah tidak ada lagi.

“Dulu pernah ada melalui Bumdes, sekarang sudah tak berjalan lagi. Sekarang kita beli solar per botol ada yang Rp17.000 sampai Rp18.000 per botol ukuran 1,5 liter. Biasanya kalau subsidi Rp6.800 per liter,” ucapnya, Kamis 13 Juni 2024.

Ia menyebut, nelayan di sana tidak pernah menanyakan kuota BBM subsidi karena Bumdes di sana sudah tidak berjalan untuk pemberian subsidi solar.

“Kalau harga Rp8.000 per liter masih masuk akal. Ini kan harganya sudah jauh beda,” ungkapnya.

Ia meminta kepada pemerintah agar memperhatikan nelayan tradisional di Bintan, terutama di Desa Pangkil.

“Kita sangat berharap BBM subsidi ini agar kami tidak rugi karena harga ikan sudah berapa, tidak nutup,” ujarnya.

Menurutnya, jika BBM solar subsidi disediakan ke masyarakat Desa Pangkil, maka uang sisa dari pembelian solar yang cukup mahal, bisa dialihkan ke pembayaran listrik ataupun biaya sekolah untuk anak.

“Saya sebagai nelayan berpikir, kalau kesehatan bisa disubsidi, kenapa solar ini untuk nelayan seperti kami tidak bisa disubsidi. Apalagi di sini kebanyakannya nelayan,” tegasnya.

“Tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak mengadakan subsidi solar untuk nelayan. Dulu sempat ada, kenapa sekarang tidak ada lagi,” ujarnya.

Baca juga: Belenggu Kemiskinan Nelayan di Tengah Kekayaan Laut Kepri

Sementara itu, Kepala Desa Pangkil Yahya menyampaikan belum bisa memberikan keterangan terkait keinginan warganya tersebut. “Nanti ya, saya lagi ada acara di Jakarta,” ujarnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News