Nenek 105 Tahun di Rempang Baru Tahu Akan Direlokasi

Nenek 105 tahun
Amlah, sedang duduk di depan rumahnya. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

BATAM – Amlah, nenek berusia 105 tahun warga Pasir Panjang, Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, tak menyangka akan digusur dari tempat tinggalnya.

Wanita kelahiran tahun 1918 itu menjadi orang paling tua di Pulau Rempang yang akan terdampak relokasi. Meskipun sudah berusia seabad lebih, tubuhnya masih kuat berdiri dan ingatannya juga. Bahkan sehari-hari masih sanggup menjemur rengkam untuk dijual.

Nek Cu sapaan akrabnya mengaku
baru mengetahui rencana penggusuran Rempang sejak aksi demontrasi pada Kamis (07/09) lalu.

“Baru ini dengar setelah orang-orang ini demo,” kata Nek Cu ditemui di rumahnya, Kamis (14/09)

Meski suaranya agak samar, ia masih bertanya ke mana akan pindah. “Mau ke mana kami pindah? Mau dibuang ke mana kami?” katanya.

Pasalnya, sejauh ini rumah yang dijanjikan pemerintah masih hutan, tanpa satu pun bangunan berdiri. Warga hanya dapat selebaran diberikan petugas Badan Pengusahaan (BP) Batam saat keliling kampung.

Ia tak menolak untuk pindah jika yang dijanjikan pemerintah ada. Sebab, takada yang bisa menjamin rumah dan tanah yang digaungkan bisa mereka dapatkan. Takutnya itu hanya sebuah janji manis.

“Yang penting dibayar. Anak-anakku dilihat betul-betul. Bikinkan rumah, boleh pindah,” kata dia.

Ia tak mau jika hanya sekadar pindah, menempati rumah yang tak jelas milik siapa. Ia ingin rumah itu miliknya sendiri, bukan sewa atau menumpang. “Kalau pindah gitu-gitu aja tak boleh,” kata Nek Cu.

Sedih rasanya harus pergi dari tempat kelahirannya. Ia tak pernah keluar dan tinggal untuk waktu yang lama selain di Pasir Panjang.

“Sedihlah, sejatinya kita lahir di sini, ingin rasanya mati di sini, tapi kalau tak bisa apa boleh buat,” katanya lirih.

Paling penting bagi Nek Cu, anak, cucu dan cicitnya mendapatkan yang terbaik. Tak penting baginya apa pun kini yang dijanjikan pemerintah.

“Aku ini sudah tua, yang penting anakku selamat , cucu cicitku selamat,” kata dia.

Baru 87 Rumah Rela Direlokasi

Badan Pengusahaan (BP) Batam mencatat baru 87 rumah yang sudah mendaftar dan bersedia untuk direlokasi dampak dari pengembangan Rempang Exo-City.

Pulau Rempang
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Tim Percepatan Pembangunan Rempang Eco-City, Harlas Buana. (Foto: Muhamad Islahuddin)

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Tim Percepatan Pembangunan Rempang Eco-City, Harlas Buana mengatakan, akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat Rempang.

Baik menyebarkan brosur dari pintu ke pintu, maupun menginfokan dengan pengeras suara dari mobil petugas.

“Ada 10 tim yang kami turunkan ke masyarakat, masing-masing 12 orang,” kata Harlas Buana, Kamis (14/09).

Tak hanya dari BP Batam, TNI dan Polri juga mendampingi saat sosialisasi ini dilakukan kepada warga Rempang. Sosialisasi itu berkaitan dengan rencana pengembangan kawasan, lokasi relokasi, hak yang didapatkan warga.

“Selain itu ada juga dengan mengumpulkan warga dan menjelaskan tentang rencana pembangunan ini,” katanya.

Baca juga: Rumah Dijanjikan untuk Warga Rempang Masih Hutan, Sekarang Baru Buka Jalan

Baca juga: Tim Terpadu Masuk Kampung di Pulau Rempang Imbau Warga Daftarkan Rumah untuk Relokasi

Harlas mengatakan, pendaftaran reloaksi rumah akan dibuka sampai tanggal 20 September 2023.

“Target sosialisasi sampai tanggal 20 September, yang sudah mendaftar sekitar 87 orang, target sekitar 650 KK di kawasan Sembulang ini,” katanya.

Ada tiga tempat untuk melakukan pendaftaran, yakni eks-RSKI Galang dan Kantor Camat Galang, serta PTSP Batam Centre. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News