Pedagang Tinggalkan Pasar Baru Encik Puan Perak Gegara Omzet Turun, Pilih Jualan di Kaki Lima

Pasar Encik Puan Perak Tanjungpinang baru selesai dibangun dan menunggu diresmikan. (Foto:Ardiansyah Putra/Ulasan.co)

TANJUNGPINANG – Sejumlah pedagang di Pasar Baru Encik Puan Perak, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) kembali berjualan di emperan atau kaki lima sekitaran pasar yang baru dibangun itu.

Beberapa pedagang beralasan mengapa kembali berjualan di kali lima, lantaran omzet mereka turun jauh saat berjualan di lapak Pasar Baru Encik Puan Perak.

Salah seorang pedagang ayam potong, Satria mengaku, omzet dagangannya selama dua pekan pertama saat pindah ke Pasar Baru Encik Puan Perak tidak sebesar di kaki lima.

Hal itu yang menjadi alasan baginya dan beberapa pedagang lain, tidak mau menempati lokasi baru tersebut karena lokasi lama lebih strategis dan menguntungkan bagi mereka.

“Kami udah 12 hari pindah ke gedung baru. Tidak ada yang beli, dan pendapatan kami terus menurun,” kata Satria, Ahad 5 Mei 2024.

Selain itu, sambung Satria, pembeli lebih suka belanja ditempat yang lama. Pasar Encik Puan Perak blok D terpaksa di tutup untuk sementara.

“Siapa yang tahan jualan minus terus. Jadi kami yang biasa jualan daging ini memutuskan balik lagi ketempat lama,” sambung dia.

Pedagang ayam potong segar di kaki lima sekiar Pasar Baru Encik Puan Perak. (Foto:Ardiansyah/Ulasan.co)

Kendati demikian, ia mengaku Pasar Encik Puan Perak yang dibangun oleh pemerintah pusat sangat membantu para pedagang. Hanya saja menurutnya, pasar tersebut belum dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah.

“Kalau semua pedagang sudah pindah semua baru kami mau pindah. Kalau sekarang kami belum mau masih sepi. Apalagi kami yang jualan daging di lantai dua. Siapa yang mau naik ke lantai dua. Ibu-ibu lagi,” tuturnya.

Sementara salah seorang pedagang ikan Ubai mengaku, diriya tidak mau berjualan di dalam Pasar Encik Puan Perak. Karena sebelumnya, ia sempat dilarang membawa dan meletakan boks ikan alasannya dikhawatirkan dapat merusak fasilitas, karena gedung pasar tersebut masih baru.

“Kalau kami tidak boleh bawa boks es untuk ikan, gimana mau jualan,” kata Ubai.

Ia berharap ada solusi dari pemerintah yang menguntungkan masyarakat. Terlebih lagi, penempatan lokasi penjualan yang tidak sesuai dan jauh dijangkau oleh pembeli.

“Ya kalau bisa penempatan ikan dan daging dibawah biar tak susah ibu-ibu mau belanja,” tutupnya.