Pelacakan Kontak Erat COVID-19 Di Kepri Gunakan Antigen

Warga ikut tes PCR COVID-19 massal di Tanjungpinang, Kepri. (Foto: Antara)

Tanjungpinang – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Mochammad Bisri menyampaikan saat ini pelacakan kontak erat dengan pasien COVID-19 boleh menggunakan tes cepat antigen, selain tes usap PCR.

Bisri menyebut hal itu berdasarkan instruksi langsung dari Kementerian Kesehatan bahwa alat tes cepat antigen sah sebagai alat diagnosis COVID-19 secara nasional demi mempercepat pelacakan kasus positif.

“Antigen dua kali sebenarnya sudah cukup, apabila negatif tak perlu lagi tes usap PCR. Sebaliknya jika positif, silakan langsung isolasi mandiri di rumah atau karantina terpadu di fasilitas yang disiapkan pemerintah,” kata Bisri di Tanjungpinang, Senin (14/6).

Menurut Bisri penggunaan tes usap antigen dapat mempermudah proses pelacakan kontak karena hasil tesnya keluar lebih cepat atau sekitar 30 menit, dibanding tes usap PCR yang memakan waktu relatif lama mulai dari 3 sampai 10 hari.

“Kontak erat juga dilihat, apakah seseorang itu mengobrol lebih dari 15 detik, makan atau duduk bersama dengan pasien COVID-19. Jika kontaknya hanya lewat saja, malah tak perlu tes antigen apalagi PCR sama sekali,” ungkap Bisri.

Baca juga: Alat PCR Bermasalah, Tanjungpinang Masih Bergantung dengan BTKL-PP Batam

Bisri mengakui memang belum semua pelayanan kesehatan terutama puskesmas, mengetahui pelacakan kontak di daerah itu bisa menggunakan tes antigen.

Pihaknya masih menerima laporan warga bahwa sejumlah puskesmas tidak terima hasil tes antigen, melainkan PCR.

Dia mencontohkan di Puskesmas Kelurahan Kampung Bugis, Kota Tanjungpinang. Warga kontak erat wajib tes usap PCR gratis dibiayai pemerintah, atau PCR menggunakan biaya pribadi sekitar Rp700 ribu sampai Rp800 ribu di fasilitas kesehatan yang melayani PCR.

“Kalau PCR gratis, hasilnya keluar sekitar seminggu kemudian. PCR dengan biaya sendiri, hasilnya keluar sehari setelah tes,” ujar Bisri.

Lebih lanjut dia menekankan Kementerian Kesehatan memang mendorong seluruh daerah menggunakan PCR sebagai standar pemeriksaan COVID-19. Namun, apabila ada kendala, maka tes cepat antigen menjadi solusi yang pas untuk meningkatkan pelacakan kontak.

“Apalagi daerah kepulauan seperti kita yang memerlukan waktu cukup lama untuk mengirim sampel PCR ke laboratorium, lalu mendapatkan kembali hasil tesnya,” demikian Bisri.

Pewarta: Antara
Redaktur: Albet