TANJUNGPINANG – Sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau mengeluhkan naiknya tarif jasa kurir dan bahan baku untuk produk usaha mereka.
Kenaikan harga bahan baku dan ongkos kirim atau ongkir barang dipicu harga dari harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang baru-baru ini dinaikkan pemerintah.
Mak Ngah, pelaku UMKM Minyak Gamat mengatakan, ia khawatir naiknya harga BBM turut berdampak pada harga minyak goreng. Minyak goreng merupakan bahan baku utamanya, untuk memproduksi Minyak Gamat yang dijualnya.
“Mak Ngah biasanya pakai minyak goreng untuk campuran gamat. Jika minyak goreng naik, bingung juga bagaimana mau mengolahnya,” ucap Mak Ngah.
Fira, pemilik usaha UMKM Air Dohot Hamzah juga menyampaikan hal yang sama. Ia mengatakan, kenaikan BBM juga berimbas pada tarif untuk distribusi produknya.
Baca juga: Baru Naikkan Tarif, Penambang Pompong Penyengat Bingung Jika Harga BBM Naik
Padahal, lanjut Fira, harga tarif pompong Tanjungpinang-Penyengat yang sudah naik sejak bulan Juli lalu. Ditambah lagi kenaikan BBM, tentunya akan ada penyesuaian tarif baru.
“Tarif pompong Penyengat-Tanjungpinang sudah mulai naik sebelum BBM naik. Untuk harga ongkos carter pompong awalnya Rp75ribu, naik jadi Rp120ribu . Naiknya harga BBM, maka bahan baku pasti ikut naik. Dulu saya beli bahan baku Rp350ribu, dan kinii naik jadi Rp550ribu,” ucap Fira.
Sedangkan Devi, pemilik usaha @Depaiikitchen Tanjungpinang mengatakan, naiknya BBM turut berdampak untuk harga tarif kurir. Sebab, ia memasarkan produknya menggunakan jasa kurir untuk mengatarkan pesanan.
“Kenaikan harga BBM memberatkan customer. Karena mereka harus membayar lebih, untuk tarif kurir pengiriman online. Sekarang saja tarif untuk dari Kilometer (Km) 11 hingga Km 15 dikenakan biaya Rp12ribu. Infomasinya sepekan ke depan tarif bakal naik lagi,” ujar Devi.
Baca juga: Tarif Pompong Penyeberangan Batam-Belakang Padang Naik Rp3 Ribu