Penerbang Tempur TNI AU Latihan ‘Eject and Escape’ dengan Parasailing di Kepri Coral

TNI AU
Pangkoopsud I Marsda TNI Ir. Tedi Rizalihadi, saat menutup resmi latihan simulasi 'Escape and Eject' dengan Parasailing yang diikuti penerbang tempur TNI AU di Kepri Coral, Batam, Jumat (27/05). (Foto:Lanud Hang Nadim Batam)

BATAM – Penerbang tempur dari Skadron Udara 11 Lanud Pontianak, dan Skadron 12 serta 16 Lanud Pekanbaru telah selesai melaksanakan latihan penyelamatan diri atau ‘Escape and Eject’ dengan Parasailing di perairan Kepri Coral, Batam, Kepulauan Riau.

Komando Operasi Udara (Koopsud) I menggelar latihan ‘Eject and Escape dengan Parasailing, bagi penerbang tempur dimulai sejak Kamis (26/05) hingga Jumat (27/5) kemarin.

Kegiatan latihan tersebut, langsung di buka Panglima Koopsud I Marsda TNI Ir. Tedi Rizalihadi, S.T., M.M.

Latihan ‘Eject and Escape’ dengan Parasailing bagi penerbang tempur TNI AU tersebut, merupakan agenda tahunan dari Koopsud I.

Marsda TNI Ir. Tedi Rizalihadi selaku pimpinan umum latihan, menyampaikan ucapan terima kepada pihak baik Komando Latihan, Pelaku, Owner pantai Kepri Koral Batam, para Pendukung maupun personel Lanud Hang Nadim serta sejumlah instansi yang mendukung pelaksanaan latihan.

Terlebih juga terlibat menyiapkan segala sarana prasarana, dalam menunjang terselenggaranya Latihan Parasailing Koopsud I Tahun Anggaran 2022.

Ia juga menekankan, agar peserta melaksanakan latihan ini dengan sungguh-sungguh, serius, profesional dan fokus dalam pelaksanaannya.

Selain itu, peserta latihan diminta untuk mematuhi dan laksanakan setiap prosedur latihan yang telah ditetapkan, serta ikuti setiap instruksi yang disampaikan oleh para instruktur latihan.

“Latihan Parasailing ini merupakan program latihan bagi seluruh penerbang tempur, sebagai sarana simulasi emergency dalam melaksanakan Eject dengan pendaratan di area perairan. Kemampuan dalam melaksanakan seluruh rangkaian prosedur Escape dan Eject ini merupakan suatu keharusan yang mutlak dikuasai oleh setiap penerbang tempur, dalam mengambil keputusan sebagai langkah terakhir yang diakibatkan oleh berbagai faktor baik yang terduga maupun yang tidak terduga,” ujar Marsda TNI Ir. Tedi Rizalihadi.

“Faktor keselamatan personel dan materiil merupakan prioritas utama selama pelaksanaan latihan berlangsung,” tegas Marsda TNI Ir. Tedi Rizalihadi S., M.M.

Komandan Pangkalan Udara Hang Nadim, Letkol Pnb Iwan Setiawan, mengatakan, latihan berlangsung selama dua hari melibatkan 30 orang penerbang tempur dari tiga Skadron Udara yang berada di bawah Komando Koopsud I.

“Peserta latihannya, penerbang tempur dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio di Pontianak serta Skadron Udara 12 dan Skadron Udara 16 dari Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru,” kata Iwan, Sabtu (28/5).

Baca juga: Melintas Tanpa Izin di Wilayah Udara RI, TNI AU Paksa Pesawat Asing Mendarat di Batam
TNI AU
Salah satu penerbang saat akan bersiap menjalani latihan simulasi ‘Eject and Escape’ dengan Parasailing di Kepri Coral. (Foto:Lanud Hang Nadim)

Dalam skenario latihan tersebut,dijelaskannyaa, satu pesawat tempur sedang menjalankan misi operasi mengalami situasi yang tidak diinginkan.

Sehingga seorang Penerbang harus keluar dari kockpit pesawat tempur untuk menyelamatkan diri.

“Dalam proses penyelamatan diri, seorang penerbang didukung dengan parasut untuk mendarat di tanah maupun di air,” kata dia menjelaskan skenario latihan.

Bila mendarat diatas tanah, tentunya tidak mengalami banyak kendala. Namun bila seorang penerbang harus mendarat di air, atau di laut dengan parasut, ini yang akan menjadi masalah bila tidak dilatihkan.

“Latihan parasiling ini merupakan kali kedua dilaksanakan di Batam dengan Lanud Hang Nadim sebagai tuan rumah. Syukur Alhamdulilah semua berjalan dengan baik, aman dan lancar,” kata dia.

Ada pun penutupan kegiatan latihan, juga dipimpin oleh Marsda TNI Ir. Tedi Rizalihadi.

Baca juga: TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp46,7 Miliar