Penyebab Pengamen Tewas di Karimun Diduga Overdosis Pil Antimo

Pengamen Tewas
Polisi menggotong jasad korban. (Foto: Elhadif Putra)

KARIMUN – Penyebab tewasnya seorang pengamen di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, diduga karena kelebihan dosis obat-obatan.

Pengamen bernama Febri alias Ebi itu ditemukan tewas di sebuah ruko kosong Jalan Setia Budi, di RT01/RW01, Kelurahan Tanjungbalai Kota, Sabtu (31/12).

Kapolsek Balai Karimun Kompol Edy Wiyanto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari rekan korban sekira pukul 11.00 WIB.

Dari hasil pemeriksaan terhadap para saksi, diperoleh keterangan jika sehari-harinya korban mengkonsumsi obat merek antimo dalam jumlah yang banyak.

“Di sekitar korban ditemukan obat antimo, masih bersisa satu setengah papan antimo. Dari keterangan rekan- rekannya juga menyebutkan tiap hari korban mengkonsumsi obat tersebut dalam jumlah banyak,” kata Edy, Ahad (01/01).

Edy menyebutkan, korban ditemukan dalam kondisi bagian hidung mengeluarkan darah dan diduga disebabkan menahan sakit.

“Kondisinya bagian muka lebam. Kami masih menunggu hasil visum bagaimana. Sementara tidak ada tanda-tanda kekerasan,” katanya.

Ebi ditemukan pertama kali oleh seorang temannya sesama pengamen, bernama Andika, sekira pukul 10.00 WIB.

Ketika ditemukan kondisi mayat terbujur tanpa memakai busana. Mayat juga sudah bengkak dan berwarna biru.

Andika kemudian menghubungi temannya dan melapor ke Polsek Balai Karimun.

Menurut Andika, dirinya sudah tidak melihat Ebi sejak hari Jumat. Sebelumnya, pada hari Kamis, Ebi juga terlihat warga jatuh di sebuah parit di kawasan Puakang.

“Terakhir jumpa sama dia hari Kamis. Dia habis jatuh. Tadi saya ke sini mau lihat dia, karena HP-nya masih ada sama saya,” kata Andika.

Baca juga: Polsek Tebing Karimun Amankan Setengah Kilo Sabu dari Seorang Kurir

Menurut rekan-rekan sesama pengamen, Ebi tidak terlalu terbuka tentang masalah pribadi.

Hanya saja beberapa tahun yang lalu Ebi mulai menkonsumsi obat-obatan dalam jumlah banyak, setelah ditinggal kabur istrinya.

“Dia hari-hari makan antimo banyak. Paling tidak dua papan. Bisa lebih,” kata Doyok, pengamen lainnya. (*)