TANJUNGPINANG – Sebanyak 31 personel Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) dilatih dalam operasi penanganan Megathrust atau bencana gempa bumi di seluruh Indonesia.
Latihan tersebut digelar bersama Direktorat Operasi Basarnas di Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang di Jalan Raja Haji Fisabilillah (RHF), Kilometer (KM) 8 Atas Tanjungpinang, Kamis 14 November 2024.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang, Fazzli menyebut, kegiatan dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi personel yang berkaitan dengan penanganan bencana gempa bumi.
Untuk diketahui isu Megathrust berdasarkan data dari BMKG dikhawatirkan akan terjadi gempa bumi besar.
“Sehingga kita persiapkan dan melaksanakan kegiatan sistem perpaduan untuk penangan gempa bumi tersebut,” kata Fazzli.
Latihan operasi ini dimulai dari proses awal menerima informasi sampai dengan tahap persiapan. Selanjutnya pergerakan dan pelaksanaan operasi SAR di lokasi kejadian, sampai kembali ke kantor masing-masing dalam keadaan aman.
“Personel yang dilibatkan berdasarkan ketentuan International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG) yang berada di naungan PBB,” katanya.
Tim yang disiapkan untuk pengembangan kapasitas secara nasional ini akan diakreditasi melalui Deseminasi National Accreditation Process (NAP).
“Sehingga kita layak untuk memberikan bantuan. Di sana ada SOP dan prosedur yang harus dipenuhi,” ucap dia.
Dengan latihan ini diharapkan menyiapkan personel yang mampu melakukan operasi pencarian dan bertahan dalam pencarian korban bencana tersebut.
Baca juga: Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang Gelar Diseminasi NAP
Menurutnya secara letak geografis memang Tanjungpinang atau Kepri adalah daerah aman dari bencana gempa bumi. Kendati demikian Basarnas melihat personel terap perlu disiapkan, satu tim yang nantinya bisa membantu wilayah lain di Indonesia.
Biasanya tim SAR di daerah terdampak bencana terlebih dulu memikirkan keluarganya, kemudian memberikan pencarian dan pertolongan kepada warga lain.
“(Personel SAR) yang tertimpa musibah itu pasti memikirkan keluarganya. Sehingga diperlukan personel dari daerah lain di seluruh Indonesia seperti kita,” sebutnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News