PNS RSUD Muhammad Sani Karimun yang Gantung Diri Pekan Depan Pergi Umrah

Direktur RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun, Rosdiana Lazuardi (tengah) saat memberikan keterangan terkait kejadian gantung diri pegawainya. (Foto:Elhadif Putra/Ulasan.co)

KARIMUN – Korban gantung diri di tangga darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), akan bertolak ke Tanah Suci Mekkah untuk menjalani ibadah umrah pekan depan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur RSUD Muhammad Sani, Rosdiana Lazuardi saat menyampaikan keterangan resmi terkait, peristiwa gantung diri seorang pegawainya, Ahad 21 Januari 2024.

Rosdiana mengatakan korban, korban berinisial DI (44) dijadwalkan berangkat ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah Umrah pada Sabtu 27 Januari 2024.

“Kejadian ini di luar prediksi kita. Tanggal 27 ini beliau akan berangkat umrah,” kata Rosdiana.

Disampaikan Rosdiana, korban memang cukup lama berkonsultasi dengan dokter ahli kejiwaan RSUD Muhammad Sani.

Bahkan dokter berpesan, agar berdoa dan meminta kesembuhan atas penyakitnya saat berada di tanah suci Mekah.

“Korban ini rutin berobat. Dia sempat diberikan cuti panjang selama enam bulan untuk pemulihan. Sampai kemarin, lanjut Rosdiana, korban masih rutin berkonsultasi,” sambung Rosdiana.

Baca juga: Pegawai Rumah Sakit Gantung Diri di Tangga Darurat RSUD Muhammad Sani Karimun

Rosdiana juga membenarkan, jika korban adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bekerja di RSUD Muhammad Sani selama 19 tahun.

Sepengetahuan Rosdiana dan pegawai lainnya, korban dikenal sebagai orang yang baik, tidak pernah bermasalah dalam pekerjaan dan taat beribadah.

“Korban orang baik, rajin dan taat beribadah. Dia tidak pernah tinggal Salat Dhuha,” tambah dia.

Sementara Dokter Spesial Kejiwaan RSUD Muhammad Sani, Zulfikar mengatakan, korban didiagnosa depresi yang berdampak menimbulkan insomnia atau gangguan tidur.

Namun dijelaskan Zulfikar, depresi yang dialami korban berbeda dengan depresi yang umum dikenal oleh masyarakat.

“Korban ini masih sadar. Tapi depresi ini mempengaruhi mood-nya yang membuat dia kurang semangat, kurang gairah, dan itu tanpa sebab,” jelas Zulfikar.

Kepada dokter, korban pernah menyatakan ingin mengakhiri hidup ketika berkonsultasi. Hal itu juga pernah diucapkan kepada rekan-rekannya.

“Dua atau tiga bulan ini, korban sempat menyatakan ingin mengakhiri hidupnya. Kepada rekan-rekannya dia mengungkapkan, bahwa telah putus harapan dan ingin akhiri hidupnya,” ujar Zulfikar.