TANJUNGPINANG – Prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IV Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) mengikuti kegiatan yang di gelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kamis (24/3).
Yonmarhanlan dalam hal ini dipimpin Letda Marinir Zulkifli C, mengikuti kegiatan melalui Direktorat Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT berlangsung di Meeting Room Aston TanjungPinang, Kepulauan Riau, Kamis (25/3/2022).
Kegiatan itu, untuk Penguatan Kapasitas & Kompetensi Personel TNI/Polri dan instansi terkait dalam menanggulangi terorisme.
Kegiatan ini terbagi dalam tiga sesi, dengan beragam topik pembahasan yang saling terkait.
Mulai dari peranan BNPT, hingga analisa perkembangan radikal intoleran dan jaringan terorisme di Wilayah Kepulauan Riau.
Baca juga: Danyonmarhanlan IV Ikuti Rakotas Pemantapan Kesiapan Tempur Satuan-satuan Pasmar 1
Penangkapan 4 terduga teroris di wilayah Kepulauan Riau bulan Desember 2021, menunjukkan bahwa masih ditemukannya kelompok-kelompok intoleran dan terafiliasi jaringan terorisme.
Hal ini pula yang menjadi salah satu latar belakang diadakannya kegiatan tersebut.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kasubdit Penggunaan Kekuatan BNPT Kolonel Mar. Indrayanto, M.Tr. Hanla, MM.
“Sebagaimana yang kita ketahui telah dilaksanakan penangkapan 4 orang terduga teroris, yang salah satunya diduga pimpinan Jamaah Islamiyah ( JI ), dan juga menjabat sebagai pimpinan madrasah di Kepri. Itulah salah satu alasan kami mengadakan kegiatan penguatan kapasitas di wilayah ini. Kegiatan ini sebagai bentuk respon terhadap potensi ancaman aksi terorisme di Kepri,” ujar Kolonel Mar. Indrayanto.
Sementara itu, Wakil Kabinda Kepri, Kolonel CHB Komara Manurung menjelaskan, organisasi dan kelompok pemecah persatuan kerap bergerilya di ruang digital.
“Keberadaan organisasi yang berafiliasi dengan jaringan terorisme, dan kelompok intoleran di wilayah Kepri masih aktif menyebarkan propaganda negatif, atas setiap kebijakan dan situasi dalam negeri dengan memanfaatkan media sosial,” kata Gumay.
Baca juga: Ini Kata BIN Tentang Beberapa Modus Terkini Terorisme
Dalam menghadapi aksi terorisme, Polda Riau sebagai salah satu unsur aparatur memiliki strategi yang berdasar pada kebijakan penanggulangan terorisme di Indonesia.
Berfokus pada menyeimbangkan pendekatan keras (hard approach), dan pendekatan lunak (soft approach).
“Polda Kepri memiliki strategi khusus untuk menghadapi aksi terorisme dengan menggabungkan soft dan hard approach. Mulai dari peningkatan peran dan upaya deteksi dini oleh intelijen, menggalang masyarakat, bekerjasama dengan imigrasi, bea dan cukai dan TNI dalam melakukan kontrol lalu lintas orang dan barang yang berpotensi dimanfaatkan jaringan terorisme, serta berkoordinasi dengan Densus 88 untuk sharing informasi terkait keberadaan kelompok radikal di wilayah Kepri,” jelas Kabagbinops Roops Polda Riau AKBP Paulus Riomen Marbun, S.I.K.
Selain Polri, unsur TNI juga memiliki upaya pre-emptif mencegah berkembangnya kelompok radikal intoleran yang mengarah pada terorisme di wilayah Kepri.