BATAM – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Muhammad Rudi (HMR), dan H Aunur Rafiq (Rudi-Rafiq) tampil memukau saat debat Pilkada di Ballroom Radisson Hotel Batam, Sabtu kemarin 2 November 2024.
Menariknya, selain menguasai panggung debat, keduanya juga mengenakan baju Melayu teluk belanga.
Yang patut dipuji, Rudi-Rafiq tak membuang identitas Melayu di negeri Segantang Lada ini. Hal ini tampak dari pakaian yang dikenakannya, yakni teluk belanga warna putih, dan peci hitam, lengkap dengan sampin-nya.
Penggunaan baju Melayu ini mengedepankan asas kepatutan dan penghormatan terhadap adat dan budaya Melayu. Karena itu ada aturannya.
Misal dalam hal penggunaan kain sampin bagi laki-laki. Kain sampin, merupakan kain yang dililitkan pada bagian luar baju Melayu pria. Penggunaan kain ini juga ada aturan tersendiri.
Untuk yang belum menikah, di atas lutut. Kalau sudah menikah, panjang sampai bawah lutut.
Kemudian pemakaian bajunya pun ada dua macam. Baju masuk di dalam kain atau dibiarkan di luar kain sampin.
Kain sampin berada di luar baju apabila atasannya menggunakan kerah model cekak musang. Tapi bila baju atasan memakai jenis teluk belanga, kain samping berada di bagian dalam baju.
Jumlah butang (kancing) untuk cekak musang juga tak sembarang. Harus lima. Itu ada makna filosofisnya. Karena melayu ini identik dengan islam, itu diartikan sebagai rukun Islam yang lima.
Baca juga: Pengamat: Rudi-Rafiq Kuasai Debat Pilkada Kepri 2024
Poin lain yang harus diperhatikan kaum pria saat mengenakan baju Melayu adalah penggunaan songkok atau peci. Jenis penutup kepala yang dipakai adalah peci berwarna hitam. Sedangkan untuk acara resmi bisa menggunakan tanjak.
Sandalnya pun sandal capal. Kalau tidak, pakai sepatu. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News