KARIMUN – Kepala SMA Negeri 1 Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), Zurkani dipanggil pihak kepolisian terkait adanya dugaan perundungan atau bullying terhadap siswinya CPF (17) yang meninggal dunia setelah melompat ke laut.
Namun Zurkani membantah adanya aksi perundungan di sekolah yang diduga menimpa siswinya tersebut. Selama ini Zurkani tidak pernah mendengar adanya laporan jika CPF bermasalah.
“Iya, kami sudah ditanya penyidik. Tidak ada di-bully, berita bullying itu tidak benar. Saya tidak pernah dengar ada laporan dari wali kelas ataupun bimbingan konseling, dan orang tua dari CPF juga tidak pernah mengadu,” ujar Zurkani, Kamis 05 September 2024 sore.
Menurut Zurkani, CPF dikenal sebagai siswi yang aktif karena mengikuti empat jenis ekstrakurikuler (Ekskul) sekaligus di sekolah. “Dia itu siswi yang aktif. Dia mengikuti empat ekskul yaitu rohis, pramuka, PMR dan FIKR,” jelas Zurkani.
Bahkan, lanjut Zurkani, pada Senin 02 September 2024 pagi sebelum melompat ke laut, CPF menjadi petugas pembacaan pembukaan UUD 1945 pada upacara bendera di sekolah.
“Kalau dia sering di-bully, secara logikanya tentu dia minder. Tapi dia aktif. Pagi itu waktu upacara dia jadi petugas pembacaan teks pembukaan UUD 45,” sebut Zurkani.
Zurkani menyampaikan, CPF telah dimakamkan pada Rabu 04 September 2024 sore dan dirinya terus hadir sejak jenazah berada di RSUD Tanjungbatu hingga prosesi pemakaman.
“Kemarin sore saya ke rumah sakit, lalu ke rumahnya dan mengantarnya saat akan dikebumikan. Semalam itu saya juga menyampaikan sambutan pelepasan jenazah,” ucapnya.
Namun diakui Zurkani, dirinya belum berbicara langsung dengan orang tua CPF yang pernah mengeluarkan pernyataan jika anaknya jadi korban bully di sekolah.
“Berbicara dengan mamaknya memang belum, mamaknya masih trauma. Tapi rencananya besok kami berkunjung silaturahmi ke rumahnya,” ungkapnya.
Sementara kepolisian masih belum menemukan adanya indikasi perundungan atau bullying terhadap siswi SMA Negeri 1 Kundur, CPF (17) yang melompat ke laut Senin 03 September 2024.
Kapolsek Kundur, AKP Septimaris mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap kepala sekolah, wali kelas dan kawan-kawan korban.
“Yang menyatakan bully itu orang tuanya. Kita tindak lanjuti ke sekolah, kita periksa kepala sekolah, wali kelas dan kawan-kawannya, tidak ada bully,” kata Septimaris.