Soroti Persoalan Air Mati, Komisi II DPRD Batam: SPAM Batam Lamban Tangani Masalah

Ketua Komisi II DPRD Batam, Putra Yustisi Respaty. (Foto:Dok/Pribadi)

BATAM – Kondisi mati air di Batam sudah memasuki hari kelima, Senin 5 Desember 2023. Meski beberapa wilayah sudah mengalir, tetapi aliran air masih belum lancar.

Tak sedikit daerah yang terdampak mulai dari kawasan Batam Centre, Sei Panas, hingga pusat bisnis di Nagoya.

Penyebab matinya aliran air dipicu kerusakan atau kebocoran pipa, akibat pengerukan tanah oleh alat berat dari proyek pelebaran jalan.

Suplai air pun terhenti total di beberapa titik lokasi, yang meliputi dari tempat-tempat usaha sampai ke pemukiman warga.

Ketua Komisi II DPRD Batam, Putra Yustisi Respaty meminta kepada konsorsium air bersih mulai dari BP Batam sampai kepada perusahaan pengelola ABH-ABI, untuk bertanggungjawab atas permasalahan itu.

Kejadian air mati seperti demikian bukan juga kali pertama terjadi, melainkan untuk yang kesekiankalinya.

Kerusakan pipa memang tak luput dari pekerjaan, atau proyek pelebaran jalan atau yang lain sebagainya. Untuk itu, Putra mempertanyakan bagaimana koordinasi antara pengerja proyek dan BP Batam.

“Apakah pihak pengerja proyek atau kontraktor tak berkoordinasi dengan BP Batam terkait dimana lokasi pipa? Harusnya sebuah perencanaan dalam kegiatan itu dimatangkan dengan baik. Wajib ada koordinasi dan pencegahan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Politisi PDI-Perjuangan itu.

Baca juga: Pipa Air Bocor Tertimpa Ekskavator di Simpang Indomobil Batam, 20 Ribu Pelanggan Terdampak

Soal bantuan air bersih yang disalurkan pun menurut Putra, tak tercukupi dan terakomodir. “Kalau hanya bantuan air bersih, itu tak tercukupi dan terakomidir. Itu juga belum tentu teraliri ke semua, salah satunya di dapil saya,” lanjutnya.

Tak hanya itu, bahkan ia juga heran dengan responsifitas dari pihak konsorsium air bersih terhadap aduan dari masyarakat. Ia menilai tindakan SPAM Batam lamban dalam penanganan masalah.

“Harusnya yang namanya pelayanan, kita membayar dan kita diberikan pelayanan yang baik dong. Jangan menganggap sepele. Masyarakat membayar, perusahaan berbisnis tapi pikirkan juga rakyat kalau sudah begini. Bukan hanya dari sisi bisnis saja, tapi kemanusiaan juga,” tegasnya.

Untuk itu, Putra menginginkan kepada pihak terkait agar memberikan solusi terbaik ke pelanggan. Dalam artian, silahkan untuk berbisnis tapi tetap memikirkan hingga mengedepankan hak yang harusnya didapat rakyat.

“Berilah solusi yang memang walaupun hanya sedikit, tapi membantu masyarakat dalam krisis air. Pelayanan juga wajib ditingkatkan,” tutupnya.