Kerap Dilanda Banjir, 25 KK Warga Kampung Tembesi Tower Batam Diungsikan

Warga Kampung Tua Tembesi Tower, Priyono, membersihkan lumpur sisa banjir yang masuk ke dalam rumahnya. (Foto:Irvan Fanani/Ulasan.co)

BATAM – Sebanyak 25 Kepala Keluarga (KK) warga Kampung Tua Tembesi Tower, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam terpaksa diungsikan lantaran pemukiman mereka kerap dilanda banjir setiap kali hujan turun.

Ketua RT 03 RW 16 Kampung Tua Tembesi Tower, Andijamaludin menurutkan, setiap kali hujan turun puluhan rumah warga dikawasan tersebut menjadi langgan banjir sejak 6 bulan terakhir.

“Selasa 22 April 2024 kemarin paling parah. Air menggenangi rumah warga kurang lebih mencapai 1,5 meter atau setinggi dada orang dewasa. Sebelumnya tidak pernah sampai separah itu, paling tinggi airnya hanya 0,5 meter saja,” ujar Andijamaludin, Kamis 25 April 2024.

Andijamaludin menjelaskan, bahwa banjir tersebut terjadi lantaran saluran irigasi atau parit di pemukiman warga tersebut tertutup akibat proyek pengembangan lahan di kawasan Tembesi Tower oleh PT Tanjung Piayu Makmur (TPM).

“Proyek pembangunan yang dilakukan oleh PT TPM disebelah pemukiman kami ini tidak membuat parit yang memadai. Sehingga saat hujan, air meluap ke rumah-rumah warga. Kondisi ini terjadi sejak 6 bulan lalu, atau sejak awal proyek tersebut dikerjakan. Tiap kali turun hujan selama 5-10 menit pasti langsung banjir,” sambungnya.

“Kondisi ini tentu membuat warga tidak bisa tinggal di sini, dan kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Saat ini warga yang terdampak sudah Kita carikan tempat tinggal sementara, yang lokasinya aman dan lebih tinggi,” sambung Andijamaludin.

Ia melanjutkan, pihaknya sudah menyampaikan kepada pihak perusahaan agar parit yang dibuat oleh perusahaan tersebut memadai, dan tidak menutup parit yang sudah ada sebelumnya.

Selain itu, Andijamaludin mengaku sudah menyurati Lurah setempat dan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, untuk meminta solusi terkait permasalahan tersebut.

“Tapi sampai saat ini kami belum mendapat solusi. Kami tentu sangat berharap kepada Pemkot Batam tidak menutup mata terkait permasalahan ini. Jangan kami dijadikan anak tiri. Kami sebagai warga juga merasa didiskriminasi oleh pemerintah daerah, karena banjir ini sudah berlangsung lama,” ungkapnya.

“Kami juga meminta pemerintah daerah bersikap tegas, karena kami sebagai masyarakat membutuhkan keadilan,” ujarnya menegaskan.

Sementara itu, pantauan ulasan.co Kamis 25 April 2024 sekitar pukul 12.30 WIB, salah satu warga Kampung Tua Tembesi Tower, Priyono, memilih untuk bertahan di rumah miliknya dibandingkan mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Kurang lebih sudah delapan kali banjir sejak enam bulan terakhir ini, paling parah ya dua hari yang lalu itu,” sebutnya.

Priyono menuturkan, sudah dua hari ini dirinya terpaksa disibukkan dengan membersihkan endapan air bercampur lumpur yang masuk ke dalam rumahnya.

“Saya sudah dari tahun 1999 tinggal di sini. Banjir dua hari lalu itu cukup parah, bahkan televisi dan bufet saya juga rusak karena terendam banjir,” tutupnya.