Batam – Seorang anak perempuan, Merry Destyaria Br. Nainggolan meninggal dunia setelah tenggelam di Pantai Tanjungbuntung Baru, Bengkong, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada Kamis (14/10) sore.
Saksi sekaligus Ketua RW 17, Kavling Bengkong Wahyu, Bengkong, Ferry Saragi mengatakan, sebelum meninggal, anak 12 tahun itu dilarikan ke Puskesmas terdekat yakni Puskesmas Tanjung Buntung untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Sesampainya di Puskesmas, Ferry menyebutkan, dirinya tidak melihat dokter maupun petugas lainnya di sana, hanya satu orang saja di meja resepsionis. Petugas itu mengaku kepada warga ia seorang bidan.
Korban, kata Ferry, sempat diletakkan di kasur medis. Ia lalu menyuruh bidan tersebut untuk menghubungi dokter, namun beberapa kali bidan tersebut menghubungi dokter jaga tetapi tidak mendapat respon.
“Korban di kasih oksigen saja, dan tidak diberikan tindakan apa-apa,” ujar Ferry di rumah duka, Jumat (15/10) pagi.
Pada saat di Puskesmas, Ferry mengaku masih melihat korban sedikit menggerakkan matanya. Ketua RW itu kembali lagi menyuruh bidan tersebut untuk menghubungi dokter, namun tidak ada jawaban juga.
Keluarga pun mulai panik, menunggu di puskesmas. Pasalnya nyawa Meri terancam, karena menunggu pertolongan yang terlalu lama.
“Saya lihat ambulan terparkir, saya tanya supirnya, katanya supirnya juga tidak mengangkat telfon. Inisiatif saya minta kunci ambulance, tapi katanya dibawa supir itu,” ucap Ferry kesal.
Akhirnya ia kembali ke rumahnya yang jaraknya kurang lebih 10 menit untuk mengambil mobil untuk mengantarkan korban ke rumah sakit.
Ferry menjelaskan, saat pihaknya bersama korban tiba hingga korban dibawa ke rumah sakit sekitar 1,5 jam lebih tetapi tidak ada penanganan yang berarti dari rumah sakit.
“Sampai di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) dan diperiksa, dokter bilang kalau korban sudah meninggal sejak 1 jam yang lalu,” ujarnya.
Kejadian itu tentunya membuat kaget Ferry dan keluarga korban. Ia menyayangkan buruknya pelayanan puskesmas tersebut membuat nyawa Merry tak terselamatkan.