Teatrikal “The Stumps of Mangrove” Karya Anak Kepri Kritisi Perusak Mangrove

Teatrikal "The Stumps of Mangrove" Karya Anak Kepri Kritisi Perusak Mangrove
Poster "The Stumps of Mangrove" oleh Komunitas Samalayar. (Foto: Istimewa)

Tanjungpinang – Teatrikal “The Stumps of Mangrove” karya anak Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kritisi oknum perusak mangrove.

Teatrikal ini hadir atas keresahan terhadap ekosistem mangrove yang terus dirusak oleh para oknum di wilayah Pulau Bintan, Kepri.

Karya itu lahir atas kegelisahan atas maraknya isu lingkungan. Tidak bisa dipungkiri, manusia hidup berdampingan dengan alam.

Melihat peristiwa lingkungan yang semakin tidak terkendali. Sampah, penebangan liar, penimbunan, pembakaran hutan, serta mengalihfungsi hutan khususnya hutan bakau Mangrove.

Sutradara The Stumps of Mangrove, Yopi Indriyanto menilai, sebagai wilayah kepulauan, khususnya Tanjungpinang di Pulau Bintan merupakan daerah yang memiliki ekosistem hutan bakau (mangrove) yang begitu luas. Namun, sebagian di antaranya rusak.

“Alih fungsi areal hutan mangrove menjadi genangan kecemasan. Sikap masyarakat yang peka atau tidak peka akan itu seolah menerima dengan lapang dada,” ujar Yopi di Tanjungpinang, Sabtu (11/09).

BACA JUGA: Rehabilitasi Mangrove Dapat Tingkatkan Penghasilan Masyarakat

Teatrikal "The Stumps of Mangrove" Karya Anak Kepri Kritisi Perusak Mangrove
Poster “The Stumps of Mangrove” oleh Komunitas Samalayar. (Foto: Istimewa)

Dalam karyanya, Yopi menggambarkan kekecewaannya dengan sedikit explore imajinasi yang lahir dari suara dan tubuh keresahan. Baginya, cinta, ketulusan, kejujuran, keberanian lahir dari tubuh bakau (mangrove) yang juga merupakan hadiah dari tuhan untuk dijaga dengan semestinya.

“Kikis mengikis perlahan teriris, sentuhan lembut menggerut di sela-sela peristiwa, kaki-kaki kekar tertancap di ambang kehancuran,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *