Tingkat Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan di Batam Turun 

Pencaker
Ribuan pencaker memadati Job Fair di Universitas Putera Batam (UPB). (Foto: Irvan Fanani)

BATAM – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 1,42 persen. Menurunnya tingkat pengangguran terbuka tersebut berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan di Kota Batam.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, tingkat pengangguran terbuka di Kota Batam pada tahun 2023 sebesar 8,14 persen. Sementara pada tahun 2022 tingkat pengangguran terbuka mencapai angka 9,56 persen.

Kepala BPS Kota Batam, Eko Aprianto mengungkapkan, penduduk usia kerja di Kota Batam pada 2023 sebanyak 921.425 orang dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,63 persen atau sebanyak 641.605 orang.

“Angka tersebut dapat diartikan yakni setiap 10.000 orang angkatan kerja, terdapt sekitar 814 orang pengangguran,” ujar Kepala BPS Kota Batam, Eko Aprianto, Kamis 13 Juni 2024.

Ia mengatakan, menurunnya angka pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh distribusi pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, terutama dari sektor industri pengolahan dan sektor UMKM.

“Semakin banyaknya sektor UMKM yang buka dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak, sehingga dapat menekan angka pengangguran,” sebutnya.

Eko mengatakan, pekerja di Kota Batam pada 2023 masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan SMA/ MA/ SMLB/ Paket C dengan persentase sebesar 35,38 persen. Disusul oleh SMK/ MAK di posisi kedua dengan proporsi sebesar 22,94 persen dan tamatan Universitas sebesar 13,74 persen.

Adapun angka kemiskinan di Kota Batam pada 2023 sebesar 5,02 persen atau sebanyak 83 ribu jiwa. Angka tersebut menurun dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 5,12 persen.

“Garis kemiskinan atau pembatasnya dihitung dari nilai konsumsi yang berada di angka Rp854.465 per kapita per bulan,” kata Eko.

Baca juga: Pengangguran dan Kemiskinan di Kepri Menurun

Eko mengatakan, beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan yakni upah minimum yang tidak memadai, taraf hidup masyarakat yang buruk dan meningkatnya angka pengangguran setiap tahun tanpa adanya tambahan kesempatan kerja.

“Pemkot Batam sudah cukup baik dalam menekan angka kemiskinan, karena dibandingkan enam Kabupaten/ Kota lainnya di Kepri, kita masih berada di urutan paling bawah,” ujarnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News