JAKARTA – Otoritas regulator keselamatan udara Amerika Serikat (AS) melaporkan hasil auditnya di fasilitas produksi pesawat terbang milik Boeing.
Ternyata selama melaksanakan audit, mereka (auditor) telah menemukan sederet masalah di fasilitas produksi jet Boeing tersebut.
Sederet masalah itu ditemukan pada produksi jet Boeing 737 seri Max setelah dilakukan audit selama enam minggu,
Badan Penerbangan Federal atau Federal Aviation Administration (FAA), mengutip The New York Times, telah memulai penyelidikan pasca peristiwa salah satu panel pintu pesawat Boeing 737 Max 9 Alaska Airlines meledak awal Januari 2024 lalu.
Berdasarkan hasil penyelidikan tersebut, internal FAA mengungkapkan ada banyak masalah yang ditemukan oleh auditor.
Masalah yang ditemukan termasuk dalam kategori gagal untuk mengikuti proses manufaktur yang disetujui dan kegagalan, untuk menjaga dokumentasi kendali mutu yang tepat.
Menurut laporan, auditor FAA menyebutkan dari 89 audit produk Boeing yang dilakukan pengujian, yang lulus 56 dan gagal dalam pengujian 33.
FAA juga melakukan 13 audit produk yang berfokus pada Spirit AeroSystems, yakni produsen badan pesawat untuk Boeing 737 Max.
Dari jumlah tersebut, hanya enam yang dinilai lulus sementara tujuh lainnya gagal.
Sebuah dokumen yang ditinjau The New York Times melaporkan, seorang mekanik di Spirit AeroSystems menggunakan kartu kunci hotel untuk memeriksa segel pintu.
Selain itu, FAA disebut melihat mekanik Spirit AeroSystems menggunakan sabun cair sebagai pelumas segel pintu dengan maksud “proses penyesuaian”.
Terkait hal itu, juru bicara Spirit AeroSystems menyebut perusahaannya sedang meninjau semua ketidaksesuaian yang teridentifikasi untuk tindakan perbaikan.”
Akhir Februari lalu, FAA memberi Boeing waktu selama 90 hari untuk mengembangkan rencana peningkatan pengendalian kualitas.
Pada waktu yang hampir bersamaan, laporan panel ahli mengenai Boeing menemukan keterputusan antara manajemen senior dan karyawannya terkait budaya keselamatan.
Laporan panel tersebut diwajibkan Kongres AS, setelah dua kecelakaan pada 2018 dan 2019. Kedua kecelakaan itu melibatkan pesawat Boeing 737 Max, dan menewaskan seluruh penumpang serta awak pesawat dengan total 346 orang.
Menanggapi laporan The New York Times dan laporan ahli panel baru-baru ini, Boeing mengatakan pihaknya akan terus melakukan perubahan dan mengembangkan rencana tindakan komprehensif demi memperkuat keselamatan dan kualitas produksi.
“Kami benar-benar fokus untuk mengambil tindakan signifikan dan terbukti dengan transparansi di setiap kesempatan,” kata Boeing melalui pernyataan resminya.
Selain FAA, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional sedang menyelidiki penyebab panel pintu pesawat Boeing 737 Max yang meledak selama insiden Alaska Airlines.
Departemen Kehakiman dilaporkan telah memulai penyelidikan kriminal terhadap perusahaan tersebut.