BATAM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kegiatan ekspor di Kota Batam per Mei 2024 mengalami kenaikan sebesar 7,50 persen atau mencapai US$ 1.280,97.
Kepala BPS Kota Batam, Eko Aprianto mengatakan, ekspor migas dan non migas pada bulan yang sama masing-masing juga mengalami kenaikan 4,13 persen dan 7,74 persen dibandingkan April 2024.
“Ekspor migas mencapai US$ 82,61 juta dan nonmigas mencapai US$ 1.198,36 juta,” ujar Eko Aprianto, Kamis 11 Juli 2024.
Ekspor non migas terbesar pada Mei 2024 didominasi oleh produk manufaktur berupa mesin dan peralatan listrik sebesar US$ 599,19 juta.
Kemudian diikuti produk baja US$ 197,99 juta dan produk mesin dan pesawat mekanik sebesar US$ 101,53 juta.
“Produk mesin dan peralatan listrik memberi andil ekspor non migas terbesar selama Januari hingga Mei 2024 yakni senilai US$ 2.849,45 juta,” kata Eko.
Dia menyebutkan, negara tujuan ekspor Kota Batam terbesar pada Mei 2024 yakni Singapura, dengan nilai US$ 345,44 juta atau berkontribusi 26,64 persen dari total ekspor.
Selanjutnya diikuti Amerika Serikat sebesar US$ 350,25 juta, dan Australia sebesar US$ 153,44 juta.
“Nilai ekspor Kota Batam terbesar pada Mei 2024 adalah melalui Pelabuhan Batu Ampar yakni mencapai US$ 773,65 juta, disusul Pelabuhan Kabil/ Panau US$ 224,91 juta, Sekupang US$ 189,92 juta dan Pelabuhan Belakang Padang US$ 82,01 juta,” terangnya
Adapun nilai impor Kota Batam pada Mei 2024 mencapai US$ 1.193,18 juta, atau turun 8,96 persen dibandingkan April 2024.
Penurunan impor tersebut didorong oleh sektor non migas, yang tercatat mencapai mencapai US$ 1.185,02 juta atau turun 9,20 persen.
“Impor nonmigas terbesar berasal dari golongan barang mesin dan peralatan listrik yang mencapai US$ 492,50 juta atau sebesar 41,56 persen dari total impor nonmigas selama Mei 2024,” ungkapnya.
Sementara itu, negara pemasok barang impor terbesar pada Mei 2024 ditempati Tiongkok dengan nilai impor US$ 392,96 juta atau berkontribusi sebesar 32,93 persen. Diikuti oleh Singapura US$ 186,76 juta dan Jepang US$ 117,56 juta.