BATAM – Harga santan di Kota Batam, Kepulauan Riau, mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini turut dirasakan dampaknya para pedagang mengalami penurunan omzet.
Pedagang santan di Pasar SP Plaza Sagulung, Syifa mengatakan, kenaikan ini telah berlangsung sejak dua bulan terakhir jelang akhir tahun 2024 hingga kini awal Januari 2025.
“Harga santan sudah lama naik. Awalnya sekitar Rp20.000 per liter, terus naik bertahap Rp2.000 sekarang sudah mencapai Rp34.000,” ujar Syifa saat ditemui ulasan.co, Sabtu 11 Januari 2024.
Kenaikan harga ini berdampak pada penjualan yang menurun drastis. Syifa mengungkapkan bahwa pembeli kini jauh berkurang.
“Biasanya bisa jual banyak, sekarang turun sampai 50 persen. Orang sekarang lebih memilih tidak beli atau mengurangi jumlah yang mereka beli. Dulu Rp5.000 bisa buat nyayur sekarang orang lebih memilih nggak usah beli santan buat sayur,” katanya.
Menurut Syifa, sulitnya mendapatkan pasokan kelapa menjadi salah satu penyebab kenaikan harga santan. “Sekarang kelapa susah didapat. Pasokannya berkurang, makanya harganya naik terus,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah atau dinas terkait dapat segera bertindak untuk menstabilkan harga santan dan menelusuri kenapa kelapa susah didapatkan pedagang.
“Semoga harganya bisa turun lagi seperti dulu, kasihan kami yang jualan ini. Banyak juga pembeli yang mengeluh,” harapnya.
Pedagang lainnya, Andri juga mengakui kenaikan harga santan. Menurutnya harga santan sempat di harga Rp20.000 perliter namun terus naik hingga kini di angka Rp30.000. Kenaikan ini diduga karena sedikitnya pasokan kelapa yang didistribusikan ke pedagang.
“Kelapa sekarang susah didapatkan, biasanya kami ambil dari Guntung Riau,” katanya.
Tak hanya santan, harga sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai, bawang, minyak goreng juga mengalami kenaikan sejak lima hari jelang akhir tahun hingga sekarang.
“Kenaikan semakin parah ketika awal tahun, cabai merah sekarang harganya antara Rp90.000 sampai Rp100 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp45.000 hingga Rp60.000,” ujar Prihantoro pedagang sembako di SP Plaza.
Ia menjelaskan, kenaikan ini dipengaruhi oleh distribusi dari daerah produsen seperti Jawa yang tidak lancar.
“Di Jawa, harga di lokasi produksi sudah mencapai Rp60.000 per kilogram, jadi sampai ke konsumen di Batam harganya bisa melonjak sampai Rp100 ribu,” katanya.
Selain cabai harga bawang merah juga sempat naik tinggi hingga Rp48.000 per kilogram sebelum akhirnya turun ke kisaran Rp36.000 sampai Rp40.000.
“Bawang sempat naik sebelum tahun baru, tapi sekarang sudah mulai turun,” tambahnya.
Harga minyak goreng juga ikut mengalami kenaikan. Saat ini, minyak goreng satu liter dijual sekitar Rp19.000. Prihantoro menyebutkan, kenaikan ini terjadi akibat distribusi yang tidak lancar.
“Harga dari produsen sebenarnya tidak naik, tapi sampai di toko harganya naik, soalnya barangnya jarang, karena agen sering bilang minyak kosong terus” ujarnya.
Baca juga: Santan Kelapa Mulai Langka di Tanjungpinang, Harganya Naik Drastis
Menurutnya kenaikan harga kebutuhan pokok ini berdampak pada aktivitas jual beli.
“Penjualan agak menurun, tapi Alhamdulillah masih stabil karena kami menjual berbagai macam barang. Namun, tetap terasa pengaruhnya,” ujar Prihantoro.
Prihantoro berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga.
“Sebagai pedagang, kami berharap harga kebutuhan pokok bisa stabil. Kalau harga stabil, margin keuntungan juga bisa diprediksi, sehingga usaha kami bisa berjalan sesuai harapan,” katanya mengakhiri wawancara. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News