Tanjungpinang – Beredarnya kabar pengukuhan Sultan Riau Lingga di Pulau Penyengat menghebohkan masyarakat sejak Minggu (17/10).
Menanggapi hal itu, sejumlah massa yang tergabung dalam Organisasi Pemuda Penyengat (OPP), dan tokoh masyarakat mendatangi Polres Tanjungpinang untuk membahas kabar akan dikukuhkannya Sultan Riau-Lingga di Pulau Penyengat Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga, Selasa (19/10).
Baca juga: Potret Tukang Becak Motor Pulau Penyengat Dihantam COVID-19
Ketua OPP, T. Fahlevy mengatakan, pihaknya dan sejumlah tokoh masyarakat serta Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga di Mapolres Tanjungpinang itu ialah untuk melakukan mediasi terkait pengukuhan yang nantinya akan berlangsung di Istana Tengku Bilik, Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang itu.
Fahlevy menegaskan, pihaknya menolak adanya pengukuhan tersebut. Ia khawatir, setelah Sultan Riau Lingga itu dilantik, maka ia akan memecah belah masyarakat. Pasalnya dalam Anggaran Dasar (AD) Anggaran Rumah Tangga (ART) terdapat amanah untuk memperjuangkan tanah riwayat yakni Bintan, Anambas, Batam, Lingga, dan sejumlah wilayah lainnya.
“Kami khawatir, kami sudah berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya.
Baca juga: Puluhan Masyarakat Pulau Penyengat Ikuti Sosialisasi Pengawasan
Ia pun mengaku tidak mengetahui pasti maksud dan tujuan dari dilantiknya Sultan Riau Lingga itu. Selain itu, ia juga melihat kejanggalan dari pemilihan Sultan tersebut.
Sepengetahuannya, dalam menentukan gelar kesultanan, lembaga adat seharusnya merujuk pada garis keturunan pihak laki-laki dalam hubungan suami istri. Akan tetapi, pada pemilihan kali ini, penunjukan Sultan itu berdasarkan garis keturunan pihak perempuan.
Lanjutnya, kabar tersebut sudah meresahkan masyarakat. Penunjukan Sultan itu pun sudah tidak perlukan lagi karena semua sudah menjadi satu di NKRI.
“Kami mewakili pemuda pulau penyengat menolak dengan tegas. Apapun yang terjadi kami menolak,” ujarnya.
Baca juga: Isdianto Tinjau Pengerjaan Penataan Jalan di Pulau Penyengat
Sementara itu, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Ulasan. Sejak Minggu (17/10), OPP telah melakukan sejumlah aksi untuk menolak pengukuhan tersebut. Para pemuda itu telah menempelkan sejumlah spanduk di Dermaga Pulau Penyengat dan Balai Desa Pulau Penyengat.
Sebelumnya, beredar pula undangan pengukuhan Sultan Riau Lingga oleh Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga di Istana Tengku Bilik Pulau Penyengat, Selasa (19/10) malam.
Dalam undangan tersebut, Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga turut mengundang Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, Ketua DPRD Kepri, Kepala Daerah se-Kepri, serta pejabat tinggi lainnya.
Hingga berita ini dimuat, mediasi antara sejumlah pihak itu masih berlangsung.
1724