TANJUNGPINANG – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad angkat bicara terkait pelaporan terhadap Sarafudin Aluan ke Polda Kepri, Jumat (30/09).
Aluan diketahui merupakan staf khusus (stafsus) Gubernur Kepri dilaporkan ke polisi oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kepri.
Menurut Ansar, hal yang dilakukan stafsusnya merupakan bukan unsur kesengajaan. Ia menyampaikan, telah menyuruh Sarafudin Aluan menemui Soerya Respationo selaku Ketua DPD PDIP Kepri untuk meminta maaf.
“Itu ketidaksengajaan, saya sudah suruh Pak Aluan menemui pak Soerya untuk meminta maaf,” kata Ansar di Tanjungpinang, Jumat (30/09).
Ansar menyebut, stafsusnya itu tidak cermat dalam melakukan penyebaran berita dengan langsung membagikan postingan.
“Beliau baca, tak dibuka dulu langsung dia share saja,” ucapnya.
Namun, Ansar menyampaikan bahwa stafsusnya sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf langsung ke Ketua DPD PDIP Kepri.
Baca juga: DPC PDIP Tanjungpinang Tuntut Sarafudin Aluan Diproses Hukum
Baca juga: Sarafudin Aluan Minta Maaf ke PDIP, Soerya Respationo: Itu Urusan Lain
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPD PDIP Kepri, Soerya Respationo menilai permintaan maaf Sarafudin Aluan urusan lain pada dugaan pencemaran nama baik dan penyebaran berita hoaks terhadap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Soerya menilai tindakan Safaruddin Aluan sangat merugikan PDIP serta berpotensi mencemarkan nama Hasto Kristiyanto dan PDIP. Pasalnya, ia menyebarkan berita yang dinilai bohong dan sudah diklarifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Soal permintaan maaf itu urusan lain. Ini berpotensi membuat nama baik partai dan sekjen kami tercemar,” katanya usai membuat laporan kepolisian di Mapolda Kepri, Jumat (30/09).
Ia melanjutkan, unggahan Sarafudin Aluan di grup WhatsApp Kepri Discussion dinilai sebagai langkah pembunuhan karakter terhadap Sekjen PDIP tersebut.
“Untuk meredam agar tak terjadi gejolak kemana-mana. Kami mengambil upaya penegakan hukum. Saya sebagai ketua di provinsi berupaya untuk meredam agar kader tak menyalurkan kemarahannya sembarangan,” lanjutnya.
“Hal itu sangat tergesa-gesa. Ini semacam pembunuhan karakter. Sepertinya DPP juga mau melaporkannya ke Mabes Polri. Kalau di WA grup kami sudah ini sudah ramai,” lanjut Soerya. (*)