Aliansi Pemude Melayu Ultimatum BP Batam, Kalau Tak Dipenuhi Massa Akan Datang Lagi

BP Batam
Satpol PP dan Ditpam BP Batam saat menjaga pagar agar tak roboh. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

BATAM – Demonstran tergabung dengan Aliansi Pemude Melayu mengultimatum Badan Pengusahaan (BP) Batam selama 2 x 24 jam terkait tuntutan mereka.

Tuntutan itu disampaikan saat ribuan massa berunjuk rasa di depan kantor BP Batam, Rabu (23/08)

Koordinator Massa Aksi Aliansi Pemude Melayu, Mulyadi mengatakan, dalam surat yang mereka serahkan tersebut, terdapat empat tuntutan.

1. BP Batam menjamin tidak melalukan relokasi 16 titik kampung tua yang ada di Rempang-Galang.

2. Pengakuan terhadap tanah Melayu Rempang-Galang dan mengeluarkan legalitas resmi surat tanah masyarakat Rempang Galang.

3. Hentikan intimidasi terhadap masyarakat relokasi kampung tua Rempang-Galang.

4. Meminta BP Batam, khusus Muhammad Rudi melakukan perminta maaf kepada masyarakat Melayu Galang pada khususnya dan Melayu Kepri pada umumnya atas tindkan yang dia lakukan.

“Kami ultimatum 2×24 jam kalau tak dibalas, Jumat kami datang lagi,” kata Mulyadi.

Mulyadi menilai jika Rempang Cate dan Sembulang jadi direlokasi, maka ke depan kampung-kampung lain di Kecamatan Galang akan ikut digusur. “Maka kami mempertahankan itu,” kata dia.

Pagar BP Batam Nyaris Roboh

Pagar masuk kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam nyaris roboh digoyang massa aksi saat unjuk rasa di depan kantor BP Batam, Rabu (23/08).

Massa awalnya sempat membubarkan diri saat masuknya waktu salat zuhur, dan berpindah menuju kantor Lembaga Adat Melayu Batam.

Namun, karena takada yang bisa mereka temui, warga kembali memadati jalan di depan kantor BP Batam.

Pantauan di lokasi, terlihat massa aksi menggoyang-goyangkan pagar masuk menuju kantor BP Batam. Hingga pagar tersebut hampir roboh. Bahkan terlihat juga, beberapa bagian pagar mengalami kerusakan, akibat digoyang massa.

Baca juga: Warga Tanjungpinang dan Bintan Turut Bergabung Unjuk Rasa di Kantor BP Batam

Tak hanya menggoyangkan pagar, massa juga melemparkan botol air mineral, hingga nasi sisa makan siang ke arah aparat di dalam halaman kantor BP Batam.

Warga meminta agar salah satu perwakilan BP Batam mengambil surat tuntutan yang mereka buat. Namun, karena lama tak ada yang mengambil membuat massa kembali menggoyangkan pagar.

Akhirnya, Direktur Lahan BP Batam, Ilham Eka Hartawan mengambil surat tersebut dan massa pun membubarkan diri. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News