IndexU-TV

Aturan Terbaru Taliban: Selfie Juga Dilarang Keras

Foto : istimewa

Jakarta — Taliban melarang para anggotanya untuk swafoto atau selfie, mengunggahnya di media sosial dan jalan-jalan di tempat wisata. Mereka menilai hal tersebut tak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan merusak citra Taliban.

Instruksi itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan interim Afghanistan era Taliban, Mohammad Yaqoob.
Yaqoob mengkritik beberapa anggotanya yang pergi ke kantor pemerintah, padahal tak punya urusan mendesak, tapi hanya mengambil foto selfie.

“Ini sangat tidak pantas karena semua orang mengambil ponsel dan mengambil foto di Kementerian penting dan sensitif tanpa alasan apa pun,” kata Yaqoob dikutip Reuters.

Selain itu Yaqoob memperingatkan para milisinya yang mengambil swafoto dengan anggota senior kelompok itu. Jika foto itu muncul di media sosial, ia melanjutkan, mereka dapat membahayakan keamanan Taliban.

“Anda merusak status kami yang telah diciptakan dengan darah dari para martir kami,” katanya dikutip Newsweek dari WSJ.

Wall Street Jorunal (WSJ) melaporkan, banyak gerilyawan Taliban yang belum pernah menginjakkan kaki ke kota. “Ketika tidak bertugas, mereka melihat-lihat, piknik, mengunjungi taman hiburan, dilengkapi senjata dan sorban,” tulis laporan WSJ, yyang dikutip Arab News, Senin (28/9).

“Anggota Taliban dari tempat lain di Afghanistan juga datang untuk menyaksikan Kabul dalam perjalanan wisata,” imbuhnya.

Lokasi yang dikunjungi Taliban untuk bersantai salah satunya Danau Qargha sembari naik perahu bebek di danau itu. Kemudian mereka mengunjungi kebun binatang Kabul, bukit berumput di area Wazir Akbar Khan.

“Berkumpul dan mengambil foto dan video seperti itu tidak akan membantu Anda di dunia, dan juga di akhirat, lanjutnya.

Selain melarang selfie, Yaqoob menegaskan agar patroli harus dibatasi di wilayah-wilayah yang ditugaskan.

Di Provinsi Helmad, Afghanistan, Talban melarang penata rambut mencukur atau memotong jenggot karena dianggap melanggar aturan Islam.

Namun, foto-foto baru menunjukkan anggota Taliban memiliki gaya rambut yang trendi, pakaian stylish, kacamata hitam, sepatu kets, yang justru menimbulkan krtik dari pemimpin mereka sendiri.

“Ini adalah perilaku para panglima perang dan gengsetr dari rezim boneka. Jika kita terus bertindak sepreti ini, Tuhan melarang. Kita akan kehilangan sistem Islam kita,” kata Yaqoob.

Yaqoob kemudian mendesak anggotanya untuk memperbaiki sikap mereka dan mematuhi aturan Islam.

Sejak menjadi pemerintahan sementara di Afghanistan, Taliban menerapkan sederet aturan yang mengekang hak-hak sipil, utamanya perempuan. Seperti pembatasan bekerja, penyeragaman hijab, pendidikan, pergi harus dengan wali dan melarang olahraga.

Aturan tersebut dinilai sebagai aturan Islam versi interpretasi mereka. Padahal sebelumnya, Taliban berjanji akan menerapkan pemerintahan yang inklusif dan menjunjung hak-hak asasi manusia. *

Exit mobile version