Bahlil Dikabarkan Kembali Kunjungi Bataam, Warga Rempang Akan Bentangkan Spanduk Penolakan Relokas

Spanduk penolakan relokasi Rempang
Sepanduk penolakan relokasi terpasang di Kampung Sembulang Pasir Merah, Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

BATAM – Warga Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, akan membentangkan spanduk penolakan relokasi menyambut kedatangan Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia jika berkunjung ke daerahnya.

Informasi yang diperoleh Ulasan.co, Bahlil dikabarkan akan berkunjung ke Kota Batam pada Jumat (06/10) siang ini.

Sejauh ini warga Pulau Rempang masih diselimuti rasa takut, resah dan khawatir akan rencana pembangunan proyek Rempang Eco-City yang mengancam tempat tinggal mereka

“Jelas mendadak. Kita ibarat disambar petir, alih-alih meledak,” kata salah satu warga Rempang, Ishak, Jumat (06/10).

Baginya, isu akan pengosongan kampung dan relokasi datang terlalu tiba-tiba, tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu.

Menurutnya, yang paling ditakuti masyarakat saat ini adalah pengosongan. Apalagi, pernah terdengar olehnya pengosongan juga akan menggunakan alat berat dan tenaga dari luar agar mereka terpaksa terusir dari kampungnya.

“Kami sudah bersepakat di kampung ini, apapun yang terjadi kami siap mati. Mati di tanah leluhur, gusurlah kami di tanah leluhur sendiri,” kata Ishak.

Ishak menilai, apa yang terjadi kini di Rempang, cenderung tidak sesuai dengan apa yang disampaikan pejabat di pusat.

“Yang diceritakan di pusat dengan di daerah itu kan berbeda,” kata dia.

Salah satunya dengan menggap Rempang kini telah kondusif, padahal menerutnya, masyarakat saat ini belum kondusif, hanya longgar sedikit.

“Longgar mereka tidak turun memaksa lagi sekarang, tapi kita tidak tahu trik apa yang sedang mereka rencanakan,” kata dia.

Warga kini telah siap dengan apa pun ke depannya yang akan terjadi. “Apa pun trik mereka, warga telah siap,” ujarnya.

Mereka juga kini lebih seering beraktivitas di posko bantuan hukum, guna saling menguatkan satu dengan lainnya.

“Warga akan terus mengatisipasi itu, jangan sampai ada tindakan kekerasan lagi,” kata dia.

Saat ini warga tidak mempedulikan petugas yang datang. Jika ada datang dan mengajak untuk mendaftar warga akan tetap menolak. Mereka sudah terlanjur trauma, dan kini lebih memilih mengabaikan.

“Prinsip kami, menolak itu bukan menolak PSN, tapi menolak relokasi tanah leluhur ini,” kata dia.

Baca juga: Amien Rais ke Rempang Beri Dukungan untuk Warga

Baca juga: Nelayan Pulau Mubut Mulai Khawatir Akan Rencana Proyek Pabrik Kaca di Rempang

Ikuti Berita Lainnya di Google News