BP Batam Pastikan Proyek Pembangunan IPAL Rampung Tahun 2024

Pengolahan limbah pada sarana IPAL BP BATAM. (Foto:BP Batam)

BATAM – Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) memastikan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang tengah dibangun akan selesai tahun 2024 mendatang.

General Manajer Unit Usaha Pengelolaan Lingkungan Badan Usaha (BU) Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana mengatakan, IPAL tersebut akan menjadi salah satu solusi krisis air yang kerap terjadi di Kota Batam.

“Untuk perkembangan terakhir proyek ini, tengah dilakukan finalisasi addendum pekerjaan dan Insyaallah, bulan Agustus atau September 2023 akan kembali dilanjutkan dan target selesai akhir 2024,” kata Iyus, Minggu (9/7).

Iyus menjelaskan, ruang lingkup proyek IPAL adalah mengerjakan satu unit 230 lpd, 5 stasiun pompa, 114 kilometer sambungan pipa utama dan sekunder, pipa sambungan rumah 11 ribu. Di mana saat ini progres proyek ini telah mencapai 90,8 persen.

Adapun progres 90,8 persen tersebut meliputi bangunan gedung IPAL di Bengkong Sadai, 5 stasiun pompa, 104 kilometer pipa utama dan sekunder, serta sambungan rumah fase pertama 10 ribu.

“Sisa pengerjaan proyek IPAL ini hanya tinggal merampungkan sisa jaringan pipa utama dan sekunder, dan sambungan ke 11 ribu,” jelas Iyus.

Ia mengharapkan dukungan segenap masyarakat di Kota Batam bersama dengan BP Batam agar proyek IPAL ini bisa berjalan dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya.

Sehingga ke depannya, tujuan dari proyek ini bisa benar-benar dirasakan manfaatnya.

Sistem Kerja IPAL

IPAL merupakan sebuah proyek yang bertujuan untuk mengolah air limbah domestik (tinja, buangan air dari dapur dan cucian pakaian) menjadi air bersih yang dikembalikan ke waduk. Serta memproduksi pupuk organik untuk penghijauan Kota Batam.

Iyus mengatakan, air limbah domestik dari perumahan masyarakat, perhotelan, apartemen, mall dan kegiatan jasa lainnya diolah seluruhnya menjadi produk yang lebih bermanfaat.

“Air limbah domestik yang diolah tersebut dialirkan kembali ke waduk, sebagai air baku dan dapat digunakan untuk kegiatan yang lain,” kata dia.

Dalam sistem kerja IPAL, sumber air limbah dialirkan secara gravitasi menggunakan pipa. Limbah dari tiap-tiap rumah, mengalir secara gravitasi ke lima stasiun pompa untuk ditampung dan disaring dari sampah dan sedimen.

Proyek konstruksi IPAL BP BATAM. (Foto:BP Batam)

Dari stasiun pompa kemudian dialirkan kembali ke IPAL Bengkong Sadai. Ada dua pipa yang disambungkan di rumah, yaitu di depan rumah (samping drainase), yang akan terpasang 10 ribu sambungan dan fase kedua adalah pipa yang disambungkan ke arah septic tank, serta dari dapur dan cucian.

Adapun untuk pipa pertama akan mengalirkan tinja (toilet), serta pipa kedua untuk mengalirkan air cucian dan kegiatan dapur. Masing-masing rumah juga akan dipasang bak kontrol.

“Kota Batam dipercaya pemerintah pusat untuk mengerjakan proyek lingkungan/proyek hijau ini sebagai upaya untuk menjaga lingkungan tetap bersih, hijau, asri, dan pembangunan berkelanjutan yang pada akhirnya akan meningkatkan investasi dan wisatawan,” kata dia.

Ia menegaskan, proyek IPAL akan terus dilanjutkan hingga selesai, sementara pekerjaan maintenance jaringan pipa terus dilaksanakan di lapangan.

“Hingga saat ini BP Batam selalu berkoordinasi dengan Bappenas [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional], Kementrian Keuangan, Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Korea selaku pihak permberi dana pinjaman, Hansol selaku kontraktor dan Sunjin selaku pihak konsultan,” kata dia.