BP Batam Ungkap Lahan Pengganti untuk Warga Rempang yang Terdampak Investasi Xinyi Grup

Pelantar di Kampung Monggak, Kecamatan Galang, Batam. (Foto:Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

BATAM – Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau (Kepri) memberikan penjelasan terkait lokasi yang akan menjadi permukiman pengganti untuk warga Rempang, Galang.

Permukiman pengganti itu menjadi solusi usai Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah harus merelokasi warga demi mendapatkan mega proyek dari Xinyi Grup.

Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Astuty Sirait mengungkapkan, pihaknya akan mempersiapkan lahan untuk para warga.

Menurutnya, terdapat beberapa opsi yang akan menjadi lokasi untuk pengganti permukiman warga nantinya.

“Ada beberapa opsi, masih kami bahas dulu untuk saat ini,” kata Ariastuty, Ahad (13/08) malam.

Kendati demikian, ia belum dapat memastikan lokasi tersebut karena masih dalam pembahasan. Yang jelas, lokasi untuk warga itu akan berada di sekitar Rempang.

Ia berjanji akan memberikan informasi secepatnya, bila sudah ada keputusan pasti terkait lokasi untuk warga.

Baca juga:  Bahlil Bahas Pemantapan Masuknya Investasi Xinyi Group Asal Cina di Pulau Rempang

“Daerah sana juga, nanti kalau sudah confirm akan kami infokan,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia menuturkan, relokasi itu memang harus dilakukan.

Pasalnya, investasi sebesar 11,5 USD terancam pindah ke negara lain bila mendapat hambatan. Menurutnya, seluruh pihak harus bisa berlapang dada demi kepentingan negara.

Nantinya, setiap warga itu akan mendapatkan rumah tipe-45 dengan total luas permukiman hampir 200 hektar.

“Mereka (warga) akan mendapatkan relokasi rumah tipe 45 dengan tanah sekitar 200 hektare,” katanya usai rapat membahas pembangunan Rempang di Batam, Ahad (13/08).

“Persiapan semua selesai, langsung relokasi. Targetnya tahun ini,” ungkap Bahlil.

Ia menjelaskan, pihaknya telah meninjau lokasi pembangunan di Rempang itu pagi tadi bersama Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam Muhammad Rudi.

Bahlil mengakui sempat mendapatkan sambutan berupa spanduk berisi penolakan warga terhadap relokasi. Dari situ, ia telah mendapat gambaran keinginan warga sekitar.