Cathay Pacific Catat Kerugian Rp11 Triliun Sepanjang 2021

Cathay Pacific Catat Kerugian Rp11 Triliun Sepanjang 2021
Arsip - Pesawat Boeing 777-300ER Cathay Pacific mendarat di bandara Hong Kong, China, 2019.

Beijing – Maskapai penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific Airways dikabarkan mengalami kerugian senilai 6,1 miliar dolar HK atau setara Rp11,2 triliun sepanjang tahun 2021 imbas pandemi COVID-19.

Cathay juga akan menghabiskan sebesar 1 hingga 1,5 miliar dolar Hong Kong per bulan mulai Februari mendatang setelah adanya pembatasan penerbangan dari otoritas setempat.

Menurut media penyiaran China, Cathay memperkirakan akan membukukan kerugian tahunan sebesar 5,6-6,1 miliar dolar HK selama 2021, jauh di bawah perkiraan 12 analis yang disurvei oleh Refinitiv.

Baca juga: Maskapai AS Batalkan Ratusan Penerbangan setelah Gelombang Omicron Meningkat

Saat ini, Cathay memperketat kebijakan karantina terhadap para awak kabinnya menyusul pelanggaran yang dilakukan oleh dua awaknya saat menjalani karantina mandiri di rumah yang memicu terjadinya klaster pertama Omicron di Hong Kong.

CEO Cathay Augustus Tang menyebutkan satu sektor yang masih bisa menghasilkan uang, yakni kargo, pada bulan Januari ini mengalami penurunan kapasitas hingga 20 persen, sedangkan sektor penumpang juga berkurang dua 2 persen.

“Kami mengerahkan segala upaya kami untuk memaksimalkan kapasitas angkut sampai situasi membaik dan mengambil langkah-langkah mitigasi untuk meningkatkan sumber daya awak sehingga memungkinkan kami bisa mengoperasikan sekitar 5 persen tambahan kapasitas penerbangan kargo,” ujarnya, Selasa (25/1).

Baca juga: Maskapai di AS Ramai-ramai Peringatkan 5G Bisa Jadi Petaka Dunia Penerbangan

Cathay terpukul oleh pandemi karena telah menghentikan sebagian besar jadwal penerbangan internasional, seperti yang dialami kebanyakan maskapai global.

Sementara itu, kapasitas penumpang Singapore Airlines, kompetitor Cathay, pada bulan Januari diperkirakan sebesar 47 persen dan Februari hanya 45 persen dari kapasitas sebelum pandemi COVID-19.