IndexU-TV

Cerita Pencari Suaka Afghanistan di Batam Menolak Kembali ke Negara Asal

Gedung non detensi Sekupang, Batam Kepulauan Riau. (Foto: Engesti)

Kaum perempuan juga dilarang mengakses pendidikan dan tidak diizinkan mengendarai kendaraan bermotor sementara kaum laki-laki diwajibkan memelihara janggut.

“Pemerintah lebih baik dalam mengelola Afghanistan ketimbang Taliban. Pemerintah tidak pernah mengatur cara berpakaian kami, kalau Taliban, laki-laki yang mau bermain sepak bola saja harus menutupi hampir seluruh kaki. Itu yang kami rasakan sejak Taliban ada pada 1990-an,” jelasnya.

Salah satu pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Taliban, adalah tidak mentolerir warga Afghanistan pemeluk agama lain di luar Islam. Dirinya juga membandingkan dengan Indonesia. Katanya di Indonesia tidak ada larangan bagi orang lain untuk memeluk agama lain.

“Sebenarnya Taliban tidak punya masalah apapun dengan warga di Afghanistan. Masalah yang mereka miliki adalah dengan Pemerintah Afghanistan dan kami sebagai warga biasa yang terkena dampaknya. Beberapa di antara kami juga dipaksa bergabung atau istilahnya dibai’at untuk bergabung dengan Taliban,” ujarnya.

“Mereka ingin menjalankan pemerintahan Afghanistan dengan syariat islam, lantaran mayoritas penduduknya merupakan muslim. Padahal Indonesia juga demikian, tetapi tidak ada paksaan berlebihan di sini,” pungkasnya.

Pewarta: Engesti

Exit mobile version