BATAM – Tiga atlet renang asal Batam berhasil mendulang medali emas untuk Kabupaten Natuna dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau (Porprov Kepri) ke-V di Bintan beberapa waktu lalu.
Ketiga atlet itu Jovando Marchelo Wiranza, Louis Ferio dan Kelby Giovanni. Mereka adalah atlet renang kelahiran Kota Batam yang tidak dapat mewakili daerahnya pada ajang tahunan Porprov Kepri. Ketiga atlet itu sukses meraih dua mendali emas, dua perak, dan satu perunggu untuk Kabupaten Natuna.
Pelatih mereka, Donny mengungkapkan, ketiganya dicoret setelah tidak berpartisipasi dalam seleksi Pengurus Cabang Persatuan Renang Seluruh Indonesia (Pengcab PRSI) Kota Batam. Pasalnya, ketiganya dalam kondisi sakit.
“Padahal mereka adalah atlet berprestasi, namun saat dalam kondisi sakit Pengcab tidak memberikan keringanan apapun bagi mereka,” tuturnya, Selasa (15/11).
Meski demikian, anak didiknya itu meraih dua mendali emas untuk gaya punggung 100 meter, dan kelas Open Water Swimming (OWS) 3.000 meter yang diraih oleh Jovando Marchelo Wiranza.
Kemudian mendali perak untuk gaya punggung 50 meter dan gaya kupu-kupu 50 meter oleh Louis Ferio dan Kelby Giovanni, yang berhasil menyumbang dua mendali perak dan 1 mendali perunggu.
“Mereka ini atlet terbuang dari kontingen Batam, namun mereka tetap bisa bangga dengan perolehan mendali yang mereka raih dengan usaha yang mereka tunjukkan,” lanjutnya.
Ia mengungkapkan, perjuangan panjang yang harus dijalani sebelum mendapatkan rekomendasi untuk membela Kabupaten Natuna di ajang bergengsi tersebut.
Mulai dari harus menggunakan biaya pribadi, hingga berjuang dari sakitnya untuk mengikuti ajang olahraga tahunan itu.
“Karena kontingen Natuna untuk cabor renang hanya mereka bertiga. Sempat merasa rendah diri mereka saat bertemu sama teman-teman dari Batam di ajang porprov kemarin,” ungkapnya.
Sementara itu, ungkapan kecewa terucap dari Ayah Jovando Marchelo Wiranza, Wiranto. Menurutnya, ketiga atlet tersebut ditolak dengan alasan yang tidak jelas. Padahal, selama ini ketiganya telah banyak meraih prestasi di cabang renang.
“Mereka ini atlet terbuang. Tak dipakai di Batam dan sekarang mereka sukses mencetak prestasi untuk daerah lain,” katanya.
Beruntung, ada rekomendasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang memungkinkan ketiganya mewakili Kabupaten Natuna.
Wiranto menduga ada indikasi “permainan” alias atlet titipan saat proses seleksi oleh Pengcab PRSI Kota Batam. “Anak-anak ini ingin membela Batam malah tak dihargai. Natuna dapat durian jatuh. Saya berharap KONI bisa melihat ini,” kata dia.
“Sudah pakai biaya sendiri. Sama atlet Batam diprotes lagi saat taklimat (TM). Kalau sudah tak dipakai kenapa pas ajang itu malah protes,” lanjutnya.
Kekecewaan serupa juga disampaikan oleh Agus yang merupakan ayah dari Kelby Giovani. Ia menilai, dedikasi Kelby yang telah berlatih sejak berusia 6 tahun,cdan kerap mewakili Kota Batam dalam setiap perhelatan renang bergengsi hanya dipandang sebelah mata oleh para pengurus PRSI.
“Anak saya telah berjuang sejak dia masih usia enam tahun, dan selalu membawa nama Batam di berbagai ajang. Namun di Porprov dia tidak diizinkan untuk masuk ke dalam tim,” tuturnya.
Kekecewaan itu semakin memuncak melihat sikap PRSI Batam, yang tidak terbuka mengenai alasan penolakan hingga menolak untuk berkomunikasi dengan pihak pelatih maupun ketiga atlet ini.
“Mereka sangat tidak kooperatif. Bahkan menolak untuk berkomunikasi sebelum Porprov dimulai. Padahal mereka alasan jelas dan bukti, namun tidak dianggap oleh PRSI,” tegasnya.
Ia berharap, hal serupa tak terulang lagi agar bakat-bakat para atlet di Kepri dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan memiliki masa depan yang cerah.
Pengcab PRSI Batam Angkat Bicara
Pengurus Cabang (Pengcab) PRSI Kota Batam akhirnya angkat bicara soal ketiga atlet tersebut. Plt Ketua PRSI Batam, Rian menegaskan, tidak ada “permainan” atau atlet titipan pada proses seleksi.
Menurutnya, pencoretan nama ketiga atlet itu murni karena tidak mengikuti seleksi pada Oktober lalu.
Terdapat beberapa pertimbangan pada pencoretan itu. Salah satunya adalah alasan sakit yang diberikan oleh pihak pelatih. Padahal, ia memperoleh informasi bahwa atlet yang dimaksud mengikuti ajang perlombaan di Jawa Tengah.
“Semua sesuai dengan aturan yang ada. Selain itu, ada alasan sakit dari mereka, namun kita mengetahui bahwa yang bersangkutan ikut lomba di Jawa Tengah saat proses seleksi. Jadi yang sakitnya dimana?” tutur Rian.
Ia mengaku telah memiliki bukti atas pernyataannya itu. Rian menilai, penyataan pelatih ketiga atlet renang tersebut tidak utuh.
Donny sempat meminta adanya seleksi ulang hingga terkesan memaksa. Padahal, kontingen cabor renang sudah terbentuk.
“Setelah seleksi selesai dan tim sudah diberikan SK, mereka meminta seleksi diulang kembali. Hal yang tidak mungkin dilakukan,” jelasnya.
Walau tidak mengikutkan ketiga atlet ini, tim renang Kota Batam mampu tampil maksimal. Nyatanya, Tim renang Kota Batam menyumbang 11 mendali emas, 10 perak, dan 5 mendali perunggu.
Perolehan mendali itu, melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
“Sebenarnya kami hanya menargetkan agar perolehan mendali sama dengan Porprov ke-IV di tahun 2018 lalu. Namun Alhamdulillah ternyata teman-teman sangat berjuang di Porprov di Bintan kemarin,” tuturnya. (*)