BATAM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau, antisipasi masuknya penyakit Monkeypox ke daerah itu dari luar negeri dengan menempatkan petugas di pintu masuk, yakni pelabuhan dan bandar udara.
Dinkes Batam sebelumnya mengadakan rapat terkait penyakit Monkeypox atau cacar monyet bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) berserta seluruh Rumah Sakit dan Puskesmas se-Kota Batam, pada Rabu (03/08).
“Untuk Kota Batam sendiri kesiapan dan kesiagaan untuk pintu masuk [pelabuhan dan bandara], khususnya dari Singapura [wisatawan] sendiri kita sangat siap,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Batam, Meldasari.
Ia mengatakan, petugas KKP nantinya akan melakukan pemeriksaan di setiap pintu masuk Batam seperti yang dilakukan saat COVID-19. Meldasari menambahkan, di Kota Batam terdapat 20 rumah sakit rujukan untuk penyakit cacar monyet ini.
“Mereka [KKP] akan melakukam pemeriksaan suhu tubuh di atas 38 derajat, ada ruam. Kita akan tetap memantau. Kalau ditemukan dan gejalanya berat baru kita rujuk ke RS [Rumah Sakit] terdekat,” kata dia.
Ia mengakui saat ini belum ditemukan penyakit tersebut di Kota Batam. Namun, beberapa hari lalu, seorang warga Batam sempat mengalami gejala mirip cacar monyet di RS Elisabet Batam.
“Per 1 kali 24 jam, kita langsung lakukan penyekidikan. Sampel kita kirim ke BTKL dan Alhamdulillah 5 hari keluar hasil dan ternyata negatif. Hanya cacar biasa,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans dan Epidemiologi KKP Kelas I Batam, Romer Simanungkalit mengatakan, takada persiapan khusus terkait pengecekan kasus ini di pintu masuk Batam.
“Sama dengan penyakit lainnya. Kita lakukan pemeriksaan gejala, pemangsan alat deteksi di pintu masuk. Kalau ditemukan kasus akan kita rujuk ke RS dan koordinasi dengan dinas [Dinkes]. Tidak ada beda dengan COVID,” kata dia.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk hidup sehat jangan melakukan perjalanan ke luar dulu jika tidak benar-benar penting. (*)