IndexU-TV

Diterawang Spritualis, Kebatinan Jaksa Agung Seirama Presiden Jokowi

Arahan Jaksa Agung kepada Kajati dan Para Kajari, Tidak Profesional; Saya Copot
Jaksa Agung RI, Dr. ST Burhanuddin (Foto: Istimewa)

Jakarta – Spritualis Gunung Lawu, Jawa Tengah, Kidung Tirtor Suryo Kusumo menerawang kebatinan Jaksa Agung ST Burhanuddin yang seirama dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Sikap Jaksa Agung yang tegas terhadap koruptor tetapi humanis kepada rakyat kecil mendapat apresiasi tinggi dari kalangan spiritualis nusantara.

Kidung Tirtor Suryo Kusumo, spiritualis dari Gunung Lawu mengaku salut kepada Jaksa Agung Burhanuddin yang melakukan pendekatan humanis dalam penegakan hukum terhadap rakyat kecil melalui kebijakan keadilan restoratif atau keadilan berhati nurani.

“Keadilan berhati-nurani ini sangat mendalam, sesuatu yang luar biasa. Jaksa Agung sangat menjiwai hukum dan berorientasi pada rakyat, yang sejatinya merupakan pemilik keadilan itu sendiri,” ungkapnya seusai tapa brata di Gunung Lawu, Jawa Tengah, Kamis (23/09).

Tidak sekadar gagasan, Jaksa Agung telah mengeluarkan Peraturan Kejaksaan RI Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif pada 22 Juli 2020.

BACA JUGA: Jaksa Agung RI Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Universitas Jenderal Soedirman

Aturan ini memecahkan kebuntuan atau kekosongan hukum materil dan hukum formil yang saat ini masih mengedepankan aspek kepastian hukum dan legalitas-formal, daripada keadilan hukum yang lebih substansial bagi masyarakat.

Di sisi lain, lanjut Kidung Tirto, sikap Jaksa Agung tidak kenal ampun terhadap koruptor alias maling uang rakyat.

“Akibat ketegasannya, dia sering dicari-cari kesalahannya hingga dan dinyinyirin secara pribadi. Hal itu tidak menyurutkan semangatnya menyelamatkan negara dari kerakusan koruptor,” ujar Kidung Tirto.

Dia setuju apabila Burhanuddin disebut Jaksa Agung kontroversial, tetapi kontroversial yang berkonotasi positif.

“Boleh saja disebut kontroversial karena Jaksa Agung berani memberantas maling uang rakyat, kontroversial karena punya gagasan brilian untuk menolong rakyat kecil,” cetusnya.

Exit mobile version