“Dragon Boat Race” Tanjungpinang Diguyur Hujan

Tanjungpinang, ulasan.co – Lomba Perahu Naga yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau diguyur hujan yang disertai angin kencang.

Kondisi itu menyebabkan panitia kegiatan menghentikan sementara perlombaan Perahu Naga di Sungai Carang, Sabtu.
Hujan deras terjadi sejak pukul 10.30-13.30 WIB.

Jalan tanah beserta lahan yang digunakan untuk mendirikan sejumlah tenda basah, dan sedikit berlumpur.

Kepala Dinas Pariwisata Tanjungpinang, Surjadi menganggao hujan deras itu adalah berkah sehingga tidak perlu disesali. Setelah hujan berhenti, pertandingan dilaksanakan kembali.

“Hari ini pembukaan acara, dilanjutkan dengan lomba dari hasil penyisihan semalam. Besok final,” katanya.

Ia mengatakan lahan yang berada si bibir Sungai Carang, yang digunakan untuk pelaksanaan Lomba Perahu Naga tersebut bukan milik Pemkot Tanjungpinang, melainkan Jordi, salah seorang warga Tanjungpinang. Jordi memberi ijin agar lahan tersebut dipergunakan untuk Lomba Perahu Naga, yang sudah ditetapkan sebagai kalender pariwisata tahunan.

Pemkot Tanjungpinang tidak diperbolehkan membangun gedung di atas lahan milik orang lain.

“Lahan ini memang mau dijual, tetapi harganya belum didudukkan,” tuturnya.

Surjadi mengemukakan anggaran untuk menyelenggarakan Lomba Perahu Naga ini sekitar Rp800 juta. Kegiatan ini untuk meningkatkan kunjungan wisman dan wisatawan nusantara.

Wsman dan wisatawan nusantara yang menyaksikan lomba ini mencapai 8 ribu orang.

Jumlah penonton Lomba Perahu Naga hari tidak ramai. Namun Surjadi menegaskan wisman dan wisatawan nusantara ramai di Sungai Carang melihat lomba tersebit.

“Target kami wisman yang berkunjung ke Tanjungpinang berasal dari China,” katanya.

Lomba Perahu Naga di Sungai Carang hanya diikuti 39 tim.

“Peserta yang mau ikut lomba ini mulanya 43 tim, tetapi ada beberapa tim yang mengundurkan diri,” katanya.

Ia menjelaskan peserta terdiri dari tiga im dari Malaysia, 13 tim dari luar Provinsi Kepri, dan sisanya dari kabupaten dan kota di Kepri. Tiga tim dari Malaysia berasal dari Tim Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Police Diraja Malaysia dan Kantor Wali Kota Johor Bahru.

Bila dibandingkan dengan jumlah peserta tahun 2018, Surjadi mengatakan hampir sama. Namun tahun 2020, ia optimistis akan ada peserta dari dua negara lainnya seperti Brunei Darusalam dan Ceko.

Tim dari Brunei Darusalam tidak dapat mengikuti Lomba Perahu Naga 2019 disebabkan keterbatasan anggaran.

“Kalau peserta dari Ceko, ada permintaan yang harus diberikan terkait perahu yang digunakan. Kami siapkan untuk kegiatan tahun depan,” ucapnya.