Empat Bulan Kasus Perampokan STAIN-SAR Kepri Tak Terungkap

Kapolres Bintan, AKBP Tidar Wulung Dahono (kiri). (Foto:Andri DS/Ulasan.co)

BINTAN – Polres Bintan belum berhasil mengungkap kasus perampokan di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Abdurrahman (STAIN-SAR) Kepri di Bintan yang terjadi empat bulan lalu.

Hingga kini belum satu pun tersangka perampokan di kampus berada di Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan tepatnya di Jalan Lintas Barat, Km 19,5, Bintan diamankan.

Kepala Polres Bintan, AKBP Tidar Wulung Dahono menjelaskan, pihaknya tidak hanya bekerja sendiri. Namun, dibantu Direktorat Kriminal Umum Polda Kepri untuk ungkap kasus tersebut.

“Kami mohon maaf. Mohon waktunya juga. Karena secara konvensional, kita kembali melakukan penyelidikan,” kata AKBP Tidar Wulung Dahono di Bintan, Rabu (05/10).

Dia mengakui, pola waktu dan tidak adanya saksi di tempat kejadian perkara, membuat pihaknya kesulitan mengungkap kasus ini. Ditambah lagi barang bukti minim.

“Tetap usaha, upaya rekan-rekan kita di lapangan untuk melakukan pengungkapan,” terang dia.

Namun pihaknya telah memeriksa saksi dan korban yang disekap dari aksi perampokan di Kampus STAIN-SAR Kepri terjadi, Jumat (09/06) lalu. Namun, Tidar enggan membeberkan berapa banyak saksi yang sudah diperiksa.

“Kita sampai periksa saksi lanjutan atas asas praduga tidak bersalah,” sebut dia.

Baca juga: Kasus Kanjuruhan, Media Asing Sebut Polisi Indonesia Kurang Terlatih Kendalikan Massa

Saat itu, sebanyak 6 orang disekap di ruang Kampus STAIN-SAR Kepri secara terpisah. Empat orang disekap di ruang dapur berada di lantai pertama kampus, dan dua orang lagi di ruang istirahat lantai tiga kampus.

Enam orang yang disekap itu, dua orang satpam, satu orang dosen, satu orang staf, satu orang mahasiswa dan satu orang lagi teman satpam.

Wakil Ketua III, STAIN-SAR Kepri, Abd Rahman mengatakan, sekitar 5 orang perampok mengikat tangan 6 orang tersebut. Ada tangan yang diikat menggunakan kabel charger dan tali.

Kemudian, semua mulut enak orang yang disekap tersebut dilakban dan kepala ditutup menggunakan sarung.

“Hape mereka diambil dan dimasukkan ke dalam ember yang ada air,” terang Abd Rahman di Bintan, Jumat (10/06).

Selain itu, kata dia, ada brangkas yang dibobol oleh perampok tersebut yang berisikan dokumen penting kampus.

Hanya saja, dirinya tidak tahu persis apa yang sudah diambil oleh kawanan perampok tersebut.

“Saya tidak tahu yang diambil itu apa. Tetapi server kamera CCTv juga dibawa kabur oleh perampok itu,” sebut dia.

Baca juga: Remaja di Tanjungpinang Ditemukan Tewas Gantung Diri di Lantai 2 Rumahnya