BANGKOK – Anthony Sinisuka Ginting kalah di laga pertama penyisihan grup A Piala Thomas, saat melawan pebulutangkis Singapura Loh Kean Yew, Minggu (08/05) di Bangkok, Thailand.
Ginting dipaksa menyerah dua gim langsung oleh Loh Kean Yew, dengan kekalahan 13-21 14-21.
Maka untuk sementara Singapura unggul 1-0 atas Indonesia pada pertandingan hari ini.
“Loh bermain dengan baik, dia terus menekan dari awal permainan sampai akhir. Saya juga sudah coba buat memakai strategi yang lain, tapi mungkin masih kurang konsisten. Dia juga cepat baca strategi saya,” tutur Ginting setelah pertandingan di Impact Arena Bangkok.
Pertemuan terakhir antara Ginting dan Kean Yew terjadi pada Indonesia Masters 2014.
Sehingga membuat pebulutangkis jebolan klub SGS PLN Bandung ini, agak kesulitan memperkirakan perkembangan lawannya.
Meski tak bisa memprediksi strategi lawannya, namun Ginting sudah memperkirakan sejak awal bahwa Kean Yew akan menjadi lawan yang sulit jika melihat pada capaian prestasinya saat ini.
Baca juga: Ginting vs Loh Kean Yew, Laga Perdana Indonesia-Singapura di Piala Thomas 2022
“Terakhir ketemu dia sudah lama sekali, sudah lupa juga. Tapi menurut saya memang banyak pemain-pemain yang perkembangannya baik, tidak hanya dari Singapura tapi banyak juga lainnya. Loh salah satu yang bagus dan diwaspadai,” kata Ginting menambahkan.
Sementara, Jonatan Christie menggandakan keunggulan bagi Indonesia atas Singapura menjadi 2-1, setelah mengalahkan Jia Heng Jason Teh.
Jonatan menang dengan dua gim langsung 21-19, 21-13 di Impact Arena Bangkok, Minggu (08/05).
Tampil di partai ketiga, Jonatan menghabiskan 45 menit untuk menundukkan pebulu tangkis peringkat ke-88 dunia pada pertemuan perdana mereka.
“Bersyukur bisa sumbang poin untuk Indonesia hari ini. Pertandingan hari ini tidak mudah ya, karena sempat ada kendala teknis di lapangan dan saya harus adaptasi untuk strategi yang cocok,” kata Jonatan saat dijumpai setelah pertandingan.
Pada awal pertandingan, Jonatan memperkirakan kondisi angin dan shuttlecock akan mirip seperti saat berlaga di Kejuaraan Asia di Filipina beberapa waktu lalu.
Namun perkiraan itu meleset, sehingga strategi yang ia mainkan tak berdampak positif pada perkembangan permainannya.
Namun Jonatan sempat unggul 14-8, justru tersusul dan berbalik tertinggal menjadi 16-14.
Menyadari ada yang salah dengan strateginya, peraih medali emas Asian Games 2018 ini pun secara sigap mengubah pola permainan dan kembali mengunci dominasi.
“Di gim pertama menang angin, kalau bola saya angkat harusnya melesat jauh. Tapi ternyata tidak sama sekali, ini kejadian beberapa kali. Saya sempat kaget. Jadi lebih ke penerapan strateginya yang agak masih mencari-cari di awal,” Jonatan memaparkan.