Guru dan Siswa Terpapar COVID-19, Dinkes Batam Usulkan Sekolah Hentikan PTM

Guru dan Siswa Terpapar COVID-19, Dinkes Batam Usulkan Sekolah Hentikan PTM
Ilustrasi, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, saat meninjau pembelajaran tatap muka di SMPN 41 Lubuk Baja, Batam. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

Batam – Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Kepulauan Riau mengusulkan guru dan siswa yang terpapar COVID-19 untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Pasalnya, baru-baru ini sejumlah guru dan siswa ditemukan terpapar positif COVID-19. Beberapa hari lalu, seorang guru dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 23 Batu Aji, Batam ditemukan terkonfirmasi probable Omicron.

Guru tersebut sebelumnya memperoleh hasil positif dari rapid tes Antigen yang dijalankan Tim Surveillance.

“Yang bersangkutan memeriksakan diri melalui PCR test di RSBP Batam, yang juga diperoleh hasil positif. Sampel tersebut pun lalu dibawa untuk screening Omicron,” kata kata Kepala Dinkes Batam, Didi Kusmarjadi, Selasa (01/02).

Didi mengatakan, sejak ada varian baru ini mulai terdeteksi, setiap sampel positif selalu akan dilakukan screening Omicron.

Selain temuan kasus itu, terdapat pula satu orang guru lainnya dan seorang siswa SMAN 23 Batam yang terkonfirmasi positif COVID-19, meski bukan varian baru Omicron.

“Jadi total ada tiga siswa dan guru SMAN 23 Batam yang terpapar COVID-19,” katanya.

Baca juga: Duh! Sudah 16 Kasus Omicron di Kepri

Di beberapa waktu yang lalu, kasus positif COVID-19 juga ditemukan di lingkungan sekolah, yakni di SDN 004 Batu Ampar dan SMAN 4 Tiban Kampung.

Menurut Didi, sesuai prosedur tetap, sekolah yang mendapati kemunculan kasus positif COVID-19 harus melaksanakan pemeriksaan antigen massal atau menutup kegiatan PTM.

“Untuk tingkat SMA, kita sudah merekomendasikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, agar segera melakukan penghentian sementara PTM di sekolah yang tenaga pendidiknya terpapar COVID-19,” ujarnya.

Dinkes Batam terus melakukan pengawasan ketat selama PTM.

“Pengawasan yang rutin kita jalankan berupa Tim Surveillance turun ke sekolah-sekolah dan melakukan pemeriksaan COVID-19,” katanya.

Pengecekan itu dilakukan secara rutin dan acak. Sampel diambil sekitar 10 persen dari siswa dan guru kemudian dilakukan pemeriksaan antigen.

“Dari hasil pemeriksaan yang selama ini dijalankan, menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa dan guru di lingkungan sekolah yang terpapar COVID-19,” kata Didi. (*)