Hamas Makin Canggih, Taktik Clearing Operations Tewaskan Puluhan Tentara Israel

Pasukan Israel saat menelusuri terowongan milisi Hamas. (Foto:Dok/Yousef Mohammed/Zuma Press)

GAZA – Serangan beruntun militer Israel dengan membombardir beberapa wilayah di Gaza, Palestina pasca berakhirnya gencatan senjata tidak membuat pasukan milisi Hamas gentar.

Sebaliknya, pasukan Hamas dengan senyap serta perlahan mampu membunuh banyak pasukan militer Israel berikut merusak puluhan kendaraan lapis bajanya.

Serangan sayap milisi Hamas makin mengerikan pasca gencatan senjata. Taktik penyergapan atau ambush, mampu menjatuhkan nyali pasukan militer Zionis. Setelah beberapa dari mereka tewas dalam penyergapan itu.

Sejumlah pengamat menilai, kekuatan sayap bersenjata Hamas tidak bisa diremehkan. Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi, menyatakan, bahwa sayap bersenjata milisi Hamas masih kuat melawan Israel walaupun sudah digempur selama dua bulan.

“Tujuan Israel dalam perang adalah melenyapkan kelompok Hamas, tetapi yang terjadi Hamas masih tetap kuat berada di posisinya,” kata Yon Machmudi, Selasa (5/12) dikutip dari cnnindonesia.

“Bahkan kemarin Hamas bisa bernegosiasi, untuk mengatur pembebasan tawanan perang.” tambahnya.

Tangkapan layar video yang direkam Brigade Al Qassam sebelum pasukan Israel disergap di Juhr Al-Dik. (Foto:Dok/Almayadeen)
Baca juga: Al Qassam Unjuk Kekuatan di Gaza Utara, Israel Tarik Mundur Pasukannya

Berapa keputusan yang diambil Hamas tersebut, menunjukkan keberaniannya dalam menentang agresi militer Israel. Bahkan Hamas masih memiliki posisi tawar yang membuat Israel hari-hati.

Hamas saat ini menegaskan, tidak akan ada negosiasi mengenai pembebasan sandera yang tersisa sampai perang di Jalur Gaza benar-benar berhenti.

Salah satu pejabat senior Hamas menyatakan, sandera Israel yang tersisa di Gaza saat ini adalah tentara dan eks tentara.

“Kami menganggap Perdana Menteri (PM) Israel, Netanyahu bertanggung jawab penuh atas nyawa para sandera Israel dan menghalangi penyelesaian kesepakatan pertukaran,” ungkap Osama Hamdan, pejabat Hamas, dikutip dari Al Arabiya.

Selain itu, Hamas secara konsisten siap untuk membebaskan sandera asing tanpa menuntut pertukaran tahanan Palestina yang disandera di penjara-penjara Israel.

Al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, menekankan bahwa pasukannya tidak menganiaya dan akan membebaskan tahanan anak-anak dan perempuan Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Strategi Pembersih

Kemudian Institute for the Study of War (ISW), salah satu wadah pemikir di Washington, Amerika Serikat (AS) menyampaikan analisisnya, terkait strategi yang dilancarkan Hamas dalam melawan Israel yang serupa strategi pembersih atau clearing operations.

Milisi Hamas semakin aktif melancarkan serangannya dengan peledak rakitan, hingga ranjau jenis claymore ketika menyerang pasukan dan tank Israel.

Sayap bersenjata Hamas merancang taktik canggih untuk menyerbu Israel dimulai, terutama sejak berakhirnya gencatan senjata dan dimulainya perang babak selanjutnya.

“Kelompok Hamas ini bahkan mengklaim, mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” tulis laporan ISW.

Melansir dari MEHR News Agency, Brigade Al Qassam mengumumkan pasukannya telah menargetkan Ibu Kota Israel, Tel Aviv sebagai pembalasan atas kekejaman rezim Zionis terhadap warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan di Gaza.

Brigade Al-Qassam juga mengklaim kelompoknya berhasil membunuh 10 pasukan Zionis dan menghancurkan lima kendaraan lapis baja Israel, termasuk tiga buldoser, satu tank, dan sebuah pengangkut personel di wilayah utara Khan Yunis di selatan Gaza.